Fata hora zarotuil biidnillah. Semoga sesuatu kata-kataku ini seizin Allah, dengan rasa kerendahan hati serta dengan niat yang baik saya panjatkan puja dan puji kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan semua limpahan rakhmat serta hidayahnya yang sama-sama kita sukuri, dengan harapan mudah-mudahan buku kecil ini mendapat ridho Allah yang Maha Tinggi dan Maha Mengetahui, serta bermanfaat bagi setiap pembacanya. Amin.
Saudara-saudara para Jama’ah Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan kaum muslimin dan muslimat yang sangat dimuliakan Allah, perlu kiranya anda ketahui, bahwa buku kecil ini adalah hasil penyampaian Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan, yang setiap malam Jum’at dilakukan secara rutin oleh saya, dengan atas dasar permintaan para Jema’ah, kini saya susun untuk dijadikan Ingatan dalam Hati, karena buku ini adalah merupakan santapan Rokhani Islam dan selain dari itu perlu anda ketahui bahwasanya buku ini bukan merupakan mata pelajaran umum serta juga tidak untuk diperjual belikan.
Buku kecil ini sengaja saya beri Judul :
“MANUSIA ADALAH PERAN UTAMA DALAM MELAKSANAKAN IDEOLOGI ALLAH DI MUKA BUMI INI”
Dengan menggunakan judul diatas, maksudnya saya tidak lain dan tidak bukan hanyalah Membangkitkan Semangat dan Mengugah Pemikiran yang saya sesuaikan dengan keadaan Perkembangan Jaman dan pula guna meningkatkan Pola Berpikir serta Mendorong Semangat Generasi Muda Penerus Perjuangan Bangsa, terutama bagi Pemuda-Pemuda Indonesia yang Beragama Islam, dengan tujuan agar buku kecil ini dapat dijadikan Pegangan Kuat untuk Mempertebal Iman Islamnya, supaya dapat mempertinggi Keyakinan Diri Sendiri serta betul-betul Ketaqwaannya terhadap Allah SWT. Dan tahu akan Kewajibannya sebagai putra Bangsa dan Negaranya yang sedang giat membangun di segala bidang. Dan sangat perlu pula saya beritahukan kepada anda, selain hasil penyampaian ini telah saya susun pula penyampaian yang pertama yaitu yang beri Judul “MENTAHUIDKAN DIRI KEPADA ALLAH” yang telah banyak tersebar pada para Jama’ah.
Saudara-saudara para Jema’ah Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan, muslimin dan muslimat dimana saja anda dapat membaca buku ini, penyampaian santapan rokhani ini, saya ambilkan dari beberapa ayat-ayat suci Al Qur’an alkarim dan hadist Nabi untuk dapat dijadikan suatu pengangan, sebagaimana terdapat peringatan Rasulillah SAW kepada kita sekalian yang berbunyi : “QORRO’TUMULQUR’ANNA WALAM TA’MALLU BIHIE” yang diartikan, selalu kamu baca itu Al Qur’an tetapi kamu tidak amalkan isinya.
Nah demikian penjelasannya; justru karena itu buku kecil ini selain daripada dapat dijadikan tolok ukur cara-cara berpikir, juga dapat dijadikan himbauan bagi Generasi Muda, yang suka menghafal dan membaca ayat-ayat suci Al Qur’an, agar ia sadar tidak saja mengasyikan lagu-lagunya tetapi juga memperhatikan himbauan Rasulullah SAW tersebut dengan menghayati dan mengamalkan isinya Al Qur’an, insyaallah ia tidak akan berpikir dari situ-kesitu lagi yang berarti telah ia pahami benar apa yang terkandung didalam isinya tersebut.
Mudah-mudahan dengan kata Pendahuluan / Pembukaan yang sederhana ini, dapatlah kiranya mengugah hati nurani bagi setiap pembaca, terutama generasi penerus perjuangan bangsa yaitu muslimin dan muslimat warga kekeleuargaan diamana dapat membaca buku ini.
Dengan akhir kata syukurilah semua nikmat Allah yang telah dilimpahkan pada anda sekalian wabil khusus jama’ah warga kekeluargaan yang tercinta, kerjakanlah perintah Allah dan jauhkanlah semua larangannya.
Saudara-saudara para jama’ah muzakaroh warga kekeluargaan, muslimin dan muslimat serta para pembaca yang dimuliakan Allah SWT, marilah kita mulai saja, penyampaian ini dengan harapan dapat sama-sama memperhatikan baik-baik dan agar kita bisa memahaminya dengan baik dan pula untuk dapat menyesuaikan judul dalam buku kecil ini, untuk itu saya kutipkan dari beberapa petunjuk Allah melalui ayat suci Al Qur’anul Karim, yang tertuang pada Surat Faathir ayat 39 yang berbunyi :
هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلائِفَ فِي الأرْضِ
“Huwal lazi ja’alakum khola’ifa pil ardhi”
Artinya :
Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi ini.
Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi ini.
Demikianlah yang diartikan kedalam bahasa Indonesia oleh para ahli kitab jaman dahulu, sudah barang tentu arti ini memberi penerangan kepada kita sekalian dan bagi anda juga yang membaca, tentu saja andapun sependapat dengan saya. Bukankah yang dimaksud oleh Allah itu ialah Manusia, maka oleh karena itu pula makhluk Manusia yang dihadirkan ke muka bumi ini tentunya bukan Manusia itu sendiri yang berkehendak, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah melalui ayat suci tersebut diatas, demikian pula berarti keberadaan kita ini di Bumi juga bukan kehendak ataupun keinginan orang tua anda, karena telah dinyatakan bahwa Manusia itu mempunyai daya upaya, bagaimana ia bisa menjadikan Manusia (?) justru karena itu Manusialah yang diutus Allah untuk menjadi pemimpin serta memelihara dan mengelola Bumi ini, juga sekaligus menjabarkan keinginan dan cita-cita Allah itu sendiri.
Saudara-saudara para jama’ah Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan, tentunya akan bertanya mengapa demikian ? cobalah ingat bahwa sesungguhnya Manusialah satu-satunya makhluk Allah yang paling indah perwujudannya dan paling sempurna yang dengan kelengkapannya atas karunianya yaitu Akal dan Pikiran yang dapat memisahkan/membedakan antara yang baik dan yang buruk dan pula mana yang hak dan yang mana batil, dan hanya Manusia yang diberi izin untuk berkomunikasi kepadanya, yang langsung menerima petunjuk atau hidayah dari Allah SWT. Maka oleh karena itu sangat penting sekali apabila setiap hamba Allah yang soleh tahu dan mengerti status dan fungsinya sebagai makhluk Manusia di muka bumi ini bahwa keberadaanya itu dimuka bumi bukan hanya disuruh sholat saja, bahwa sesungguhnya ia pengemban amanat Allah dalam rangka merealisasikan ataupun menjabarkan kehendak Allah, yang telah di amanatkan melalui ayat-ayatnya, dan cobalah anda renungkan sejenak yang serba muktahir. Apakah ada dan jadi dengan sendirinya (?) bukankah itu membutuhkan pemikiran dan ketrampilan tangan anda sendiri.
Justru karena itu, kita dituntut untuk berusaha mengerti dan mengetahui fungsi Manusia yang katanya paling tinggi derajatnya disisiNya. Agar kita lebih menyadari lagi, supaya kita tidak tergolong orang-orang yang sia-sia dihadirkan kemuka Bumi ini oleh Allah SWT, dengan segala harapan agar mata hati anda terbuka, dan sama-sama kita meningkatkan Iman Islam serta taqwa kita kepada Yang Maha Kuasa, dengan berbuat kebaikan/pengabdian diri kepada sesama insan ataupun hamba-hamba Allah yang soleh, ingatlah oleh anda baik-baik sebagai makhluk yang dilengkapi cukup dengan panca indera, berpikirlah agar kita tidak ragu-rau lagi untuk megetahui status diri sendiri yang berkedudukan sebagai pemimpin atau kholifah dimuka bumi ini, marilah sama-sama kita memperhatikan apa yang ditunjuki oleh Rasullullah SAW, yang sering diutarakan para mubaligh ataupun oleh para ulama kita. Adapun benar atau tidaknya, adalah wajib memahaminya bahwasanya Manusia itu ditugaskan untuk menjadi pemimpin dimuka bumi ini, sebagaimana diterangkan dibawah ini :
“ala quhukun ro’in waqullu ro’in mas’uluun an royyatihi”
Ingatlah kamu, bahwa setiap kamu adalah pemimpin, sedangkan setiap pemimpin itu kelak dimintakan pertangungjawabannya atas kepemimpinannya. Nah begitulah artinya yang diterjemahkan oleh para ahli kitab, apabila anda benar - benar mengaku Islam sebagai Agama yang dianutnya, ataupun berpegang pada Al Qur’an dan Hadist, cobalah anda tanyakan pada para ustadz atau guru anda yang mengerti akan penerangan-penerangan tersebut diatas, supaya tidak keliru dalam menafsirkannya dan juga perlu dikaji dengan baik dan teliti, guna lebih memantapkan Iman Islam kita sendiri dengan tujuan agar kita tidak hanya percaya tanpa kita mengerti, sebab pada kebanyakan orang pandai membacanya saja tetapi tidak memahami apa maksud yang terkadung dalam ayat itu, sehingga terjadi kekeliruan dalam mengamalkannya, coba perhatikan ucapan-ucapan / kata-kata setiap kamu adalah Pemimpin.
Saudara-saudara jama’ah Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan kaum muslimin dan muslimat, para pembaca yang budiman, sangatlah berbahagia terutama pemuda-pemuda penerus perjuangan bangsa, berpikirlah baik-baik Allah kurniakan pikiran untuk dipergunakan sesuai dengan pungsinya, yang bisa dan dapat diterima setiap Insan yang mau berpikir demi kebaikan sesama umat atau sesama Manusia di muka bumi, terutama oleh Bangsa Indonesia yang tercinta.
Dan ketahuilah bahwa Allah telah memberi mandat penuh kepada hamba-hambanya yang sholeh untuk mengatur dan mengelola serta memeliharanya, karena apa-apa yang telah disediakan oleh Allah SWT, karena memang Allah sendiri bersifat Qidham, Justru Islam dihadirkan sesudah agama-agama lain, tidak lain tujuannya untuk kedamaian, saling memperbaiki dan saling menyempurnakan dan bukan sebaliknya. Tidak merusak kesatuan dan persatuan, ketahuilah oleh anda bahwa kita sebelum menginjakkan kaki kemuka bumi ini semuanya berada didalam Qudratullah atau dalam rakhim ibunya masing-masing agar kita tidak digolongkan menjadi Manusia yang beriman taqlid, sebaiknya pelajarilah lebih dahulu dengan baik apa yang diterangkan diatas, agar supaya kita mengerti dan tahu bukan dari hasil pengalaman orang lain, bukan pula mengerti dan tahu kata si A dan kata si B, begitulah cara dan pola berpikir penyampaian kekeluargaan, kita diwajibkan tahu dan mengerti hasil penghayatan dan pengalaman sendiri yang langsung dapat kita rasakan dan buktikan sendiri karena mengingat Al Qur’an telah memberi petunjuk jalan kepada pengikut-pengikutnya yang percaya.
Juga kita yakin Manusia selain ditugaskan untuk memimpin serta dibebankan pula tanggungjawab baik di dunia maupun di akhirat, dan jadikanlah diri anda sebagai contoh yang paling baik dan janganlah mengajarkan hal-hal yang membuat Manusia berkhayal.
Seperti yang telah diuraikan di muka tadi tentu anda sudah bisa memahaminya apa status dan pungsi anda sebenarnya di Alam semesta ini. Selain daripada mengemban tugas hidup, juga ditugaskan untuk merealisasikan keinginan dan cita-cita Allah SWT, yang telah diamanatkan kepada Rasulullah SAW, melalui Al Qur’anul Karim. Yang sama-sama kita Imankan, maka oleh karena itu marilah kita perhatikan bersama apa yang difirmankan untuk kita sekalian sebagaimana tertulis di Surat Adz Dzaariyaat ayat 56 dibawah ini :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
Bahasa Indonesianya :
Sesungguhnya tidaklah Aku jadikan Jin dan Manusia kecuali hanya semata-mata untuk berbakti, kepadanya yaitu Allah.
Sesungguhnya tidaklah Aku jadikan Jin dan Manusia kecuali hanya semata-mata untuk berbakti, kepadanya yaitu Allah.
Demikianlah keterangannya yang diterjemahkan oleh para ahli kitab makna ataupun arti dari firman Allah tersebut diatas, dan hal mana bagi kita orang – orang yang beriman kepada Al Qur’an dan Allah itu, tidak mungkin akan menyangkal lagi atas kebenarannya, jelas dan tegas sudah bahwa keberadaan Manusia dan Jin pun ditugaskan oleh Allah SWT, supaya berbuat pengabdian kepadanya, sudah barang tentu melalui hamba-hambanya yang berada di muka bumi ini, dan pula jelas sudah bahwa Manusia diutus kemuka bumi ini dibebani tanggungjawab, bukan hanya sekedar harus bisa membaca Al Qur’an saja, yang berarti itu sudah cukup sebagai yang dimaksud pengabdian, belum …!!!
Saudara-saudara jama’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan, muslimin dan muslimat para pembaca yang budiman, perhatikanlah oleh anda masing - masing ayat-ayat suci Al Qur’anul Karim, apa yang terkadung pada maknanya, agar anda tidak keliru terutama dalam mengetrapkan IMAN ISLAM anda sendiri dan sebaiknya berusaha menghayati apa-apa yang ditunjuki oleh ayat-ayat tersebut, tentunya anda akan lebih mantap dan kuat didalam menjalankan ke Imanan dan ke taqwaan terhadap Allah SWT, yang maha bijaksana, ingatlah oleh anda bahwasanya pengertian dan pengetahuan yang disampaikan kepada anda itu bukanlah hasil penghayatan anda, justru kita harus berusaha sendiri untuk bisa dan mengerti serta tahu, jangan anda pandai hanya dari menimbang pengetahuan orang lain, karena semuanya telah diberi petunjuk oleh Al Qur’an sebagai pedomannya, bagi orang-orang yang bertaqwa, itulah wasiat Rasulullah SAW yang harus dipegang teguh oleh anda, mudah-mudahan anda akan berhasil dalam memenuhi tugas Allah dan mendapat keridhoannya. Didalam mencapai apa yang menjadi tujuan anda yaitu meraih kebahagian hidup di dunia dan kebahagian di akherat, sehat lahir dan bathin, yakinlah seyakin-yakinnya bahwa sangatah nikmat apabila telah dirasakan berhubunngan dengan Allah yang menciptakan Alam semesta ini, melalui berhubungan dengan diri anda sendiri yang sangatlah terasa ataupun barulah terasa anda adalah menjadi orang / insan yang ASWA / Mukarabin ialah orang dekat dengan Allah.
Untuk lebih meningkatkan dan memperkuat Iman Islam serta keyakinan pada diri sendiri bahwa sesungguhnya Manusia adalah makhluk Utama yang dicampurkan Allah dalam rangka usaha menyampaikan amanat dan kehendaknya, yang sekaligus akan menyebarkannya Kekuasaannya di muka bumi ini, maka oleh karena itu marilah kita teruskan mempelajari serta memahaminya apa-apa yang disuratkan Allah melalui ayat suci Al Qur’an yang sama-sama kita imankan dan agungkan seperti tertulis dibawah ini :
“Innallaha Wamalaikatahu Yusholunna’ala Nabi”
Bahasa Indonesianya :
Bahwa sesungguhnya Allah dan para Malaikat menjunjung tinggi atas Nabi, demikianlah terjemahannya dari ayat tersebut diatas dan penerangan ini sudah barang tentu ditujukan untuk orang-orang yang mengimankan Al Qur’an atau Allah dan Rasulnya, dan oleh ahli-ahli kitab menilai dari kedudukan Manusia itu sendiri. Yang tinggi derajatnya disisi Allah, apabila demikian halnya, dapatlah kita jadikan pegangan dalam menyimpulkan bahwa Allah sendiri yang memberi pengakuan bahwasanya sekalipun Manusia itu hamba-hambanya yang patut dijunjung, karena itu adalah utusannya sendiri, bukanlah hal itu telah jelas kedudukannya, nah bagi orang-orang yang mau berpikir akan mengerti dan dapat memahaminya. Bahwa ada timbal baliknya, Muhammad disatu pihak telah mengakui dilain pihak Allah adalah pemimpinnya.
Bahwa sesungguhnya Allah dan para Malaikat menjunjung tinggi atas Nabi, demikianlah terjemahannya dari ayat tersebut diatas dan penerangan ini sudah barang tentu ditujukan untuk orang-orang yang mengimankan Al Qur’an atau Allah dan Rasulnya, dan oleh ahli-ahli kitab menilai dari kedudukan Manusia itu sendiri. Yang tinggi derajatnya disisi Allah, apabila demikian halnya, dapatlah kita jadikan pegangan dalam menyimpulkan bahwa Allah sendiri yang memberi pengakuan bahwasanya sekalipun Manusia itu hamba-hambanya yang patut dijunjung, karena itu adalah utusannya sendiri, bukanlah hal itu telah jelas kedudukannya, nah bagi orang-orang yang mau berpikir akan mengerti dan dapat memahaminya. Bahwa ada timbal baliknya, Muhammad disatu pihak telah mengakui dilain pihak Allah adalah pemimpinnya.
Saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat Warga Kekeluargaan, para pembaca yang dimuliakan Allah, cobalah diperhatikan baik-baik ayat tersebut dan pahamilah benar-benar agar supaya tidak salah membuat penilaiannya dan itu semua terdapat pada Nabi Muhammad SAW, masih dalam keadaan hidup justru kini anda janganlah percaya atau mengimankan yang sesungguhnya anda belum atau tidak tahu, yang lazimnya kita semua percaya hanya kata ustadz dan ulama-ulama ataupun para kyai saja, tanpa dia tahu sendiri, padahal Al Qur’an itu adalah petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Dalam usaha Manusia yang masih hidup untuk meraih kemenangan dunia ataupun kemenangan akherat dan besar kemungkinan orang-orang yang berimannya seperti tersebut diatas pasti tidak akan mantap imannya yang banyak kebimbangan dan keraguan serta kekuatiran.
Saudara-saudara para jama’ah Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan, muslimin dan muslimat, para pembaca dimana anda dapat membacanya, perlu diketahui bahwa sesungguhnya kehadiran Manusia / atau kita ini di muka bumi, disamping sebagai hamba Allah yang dimuliakan juga yang paling tinggi derajatnya disisi Allah, dan yang paling sempurna kejadiannya.
Cobalah renungkan dengan penuh pengertian, hal ini terserahlah pada cara-cara ataupun pola berpikir sendiri, dalam mendudukan fungsi dan status anda, justru anda sendirilah yang paling mengerti.
Agar nantinya tidak keliru menerapkan ataupun menempatkannya, sebagaimana ditulis berikut ini :
- Muhammad adalah seorang Manusia biasa yang diangkat menjadi Nabi dan Utusan (Rasulullah),
- Muhammad adalah seorang Manusia yang mendapat Anugrah Rasulullah dan Penyampai Amanat,
- Muhammad adalah seorang Manusia yang dijadikan Alat oleh Allah sebagai Peraga memperlihatkan kekuasaannya,
- Muhammad adalah seorang Manusia yang diutus untuk mengemban tugas dan Wibawa Allah,
- Muhammad adalah seorang Nabi yang hingga saat ini namanya masih diikutsertakan dengan Asma Allah.
Dengan keterangan-keterangan diatas cukup jelas sudah dan kita sebagai umat yang mengaku beragama Islam tidak perlu meragukannya atas kebenaran tersebut, untuk lebih mempercepat proses pemahamannya dan lakukanlah terus menerus komunikasi anda terhadap Allah SWT.
Dan marilah kita teruskan menelusuri serta memperhatikan selanjutnya agar supaya kita lebih memahami dan mendalami tentang apa-apa yang ditunjuki oleh Al Qur’an untuk dapat meningkatkan keimanan serta ketaqwaan kita terhadap Allah SWT Yang Maha Perkasa untuk itu kita wajib berusaha mencari pengertian yang lebih membawa kearah kebahagiaan yang hakiki, sehingga kita mengerti betul mana yang baik dan mana yang lebih baik. Allah berfirman melalui ayat-ayat Al Qur’an seperti tertuang pada surat Al Hujurat ayat 13 yang bunyinya sbb :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Ya ayuhan nasu inna kholaknakum min zakari waanta waja’alnakum syu’uba waqobaa’illa lita’aropu inna akromakum indallahi atqokum innallah’alimun khobir”
Bahasa Indonesianya :
Wahai Manusia sesungguhnya Aku telah menjadikan kamu itu dari laki-laki dan perempuan (Adam dan Hawa) dan aku jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya kamu saling kenal mengenal satu dengan lainnya, sesungguhnya yang termulia diantara kamu ialah yang paling taqwa dan diantara kamu sesungguhnya Allah mengetahui dari segalanya.
Wahai Manusia sesungguhnya Aku telah menjadikan kamu itu dari laki-laki dan perempuan (Adam dan Hawa) dan aku jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya kamu saling kenal mengenal satu dengan lainnya, sesungguhnya yang termulia diantara kamu ialah yang paling taqwa dan diantara kamu sesungguhnya Allah mengetahui dari segalanya.
Demikianlah arti dan makna dari ayat tersebut diatas yang diterjemahkan oleh ahli-ahli kitab, tentunya diperuntukan kita yang masih hidup, supaya memahami benar-benar tentang itu, pujanga-pujanga Islam telah membuat oplasing yang permanen yang tanpa bisa diganggu gugat lagi dengan kebenarannya dan kini mengertilah kita yang berjuta-juta Manusia dimuka bumi ini, adalah asalnya satu dan tak salah lagi bahwasanya Allah itu adalah satu-satunya sumber dari semua kejadian, termasuk kita Manusia. Jadi penghuni bumi ini tidak hanya orang Indonesia saja, bermacam-macam suku dan bangsa-bangsa banyak diantara orang yang masih belum memahaminya pada kenyataan sekarang ini, jauh berbeda, yang sering dipahami oleh sebagian orang tadi, jarang sekali para orang-orang tua dahulu menerangkan yang sebenarnya Ajaran Agama Islam, bahkan sering terlalu membedakan sesama Manusia, yang akhirnya ternyata banyak bertolak belakang dengan Al Qur’an. Apabila hal tersebut berjalan terus sudah pasti kita akan tergolong orang merugi, percaya tanpa tahu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang ada dilubuk hati setiap hamba-hambanya yang sholeh.
Saudara-saudara jama’ah Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan, kaum muslimin dan muslimat, para pembaca yang dimuliakan Allah, sekarang ini tentunya anda sudah semakin yakin, bahwa apa yang wajib dikerjakan dan apa yang wajib ditinggalkan, agar supaya kita dapat menepati dan memenuhi ayat suci Al Qur’anul Karim, tidak lain ialah agar kita dapat merealisasikannya, kata-kata kasih sayang kepada sesama hamba Allah. Baik makhluk-makhluk Allah yang ada di langit maupun yang ada di bumi ini, dan perhatikanlah kata-kata “Ya Ayuhanas” bukanlah kata-kata itu terbatas pada orang-orang Indonesia saja. Bukalah pikiran lebar-lebar jangan terlalu sempit pemikiran anda, yang nantinya membawa kerugian bagi anda sendiri, dan mulai saat ini mudah-mudahan tidak lagi berpikir yang kurang baik, ataupun merasa diri anda yang paling benar, ingatlah semua itu yang menentukan Allah semata-mata dan Manusia tidak bisa membikin Agama Islam.
Setelah sama-sama kita teliti dengan seksama dari beberapa petunjuk-petunjuk Al Qur’an ayat demi ayat, agaknya kita akan lebih mantap lagi keinginan kita, bahkan lebih memperjelas lagi status dan kedudukannya, bahwasanya Manusia itu adalah semata-mata sebagai alat ataupun peraga yang berarti tidak perlu lagi menjadi bahan pertengkaran apabila kita sendiri belum dapat mengetahui yang sebenar-benarnya, oleh karena itu kita telah mengetahui bahwa pendapat-pendapat Manusia itu dapat berbeda-beda, justru karena itulah mari kita simak saja apa-apa yang disebutkan Al Qur’an pada Surat Sha’ad ayat 71-74 :
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
فَسَجَدَ الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ
إِلا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
إِلا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Idzqola robbuka lil malaaikati inni khoolikumbasyrom min thien. Faidza sawwaytuhu wa nafahtu fihie mirrukhi faqolulahu saajidin. Paasjadal malaaikatu kulluhum ajmauun. Illa iblis istakbaru wakaana minal kapiriin”.
Bahasa Indonesianya :
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat : “Sesungguhnya Aku akan menciptakan Manusia dari Tanah” adanya rokhku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya, kecuali Iblis, dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang kafir.
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat : “Sesungguhnya Aku akan menciptakan Manusia dari Tanah” adanya rokhku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya, kecuali Iblis, dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang kafir.
Kini kita akan mengerti penjelasan-penjelasannya yang diterjemahkan oleh para ahli kitab, yang dekat dengan para Rasul, dari ayat suci tersebut diatas ataupun firman Allah. Jadi ayat ini malah memberi petunjuk dan membuka mata hati kita dan apabila itu telah sama-sama kita Imankan, tentu saja perlu diperhatikan secara hakikinya. Kalau begitu sebelum Adam itu dimasukan Rokhnya Allah, sudah barang tentu masih merupakan patung yang tak dapat bergerak, dapat pula disamakan seperti ondel-ondel Jakarta, apabila tidak ada si Mamat didalamnya tak mungkin barongan itu bisa berjoged/berjalan, tentu kita sadar atau tidak setiap Manusia yang ada dikolong dunia ini telah mengakui bahwa iapun berasal sari Adam dan Hawa atau anak cucu Adam.
Para pembaca kaum muslimin dan muslimat Warga Kekeluargaan yang budiman kiranya sudah bisa diterima dan memahaminya dengan baik dan jelas bahwa semua Manusia yang ada ini tidak ada yang meminta kepada Allah supaya dijadikan Manusia.
Tegaslah sudah keberadaan kita di muka bumi ini hanya mengemban tugas hidup Allah bisa menyatakan serta memperlihatkan kekuasaan dan kebesarannya, yang akhirnya kita dibebankan tanggungjawab masing-masing yang sesungguhnya :
- Manusia yang memiliki bentuk tubuh dan perwujudan yang paling sempurna;
- Manusia adalah yang diserahi tugas untuk memelihara serta mengelola di muka bumi ini dengan segala kepeluannya;
- Manusia adalah yang dilengkapi akal dan pikiran yang sempurna dari Allah.
Maka oleh sebab itu Manusialah / anak cucu Adam yang dimuliakan oleh Allah SWT, karenanya Manusia yang mengerti mana yang hak dan mana yang bathil.
Sebagai bangsa Indonesia yang menganut Agama Islam sudah barang tentu apabila mendengar ucapan seperti tertulis dibawah ini sudah pasti kita akan mengatakan percaya bukan ?
Apakah ia mengerti atau tidak ataupun ia paham dan tidak, langsung saja ia mengatakan Iman, dan bagaimana caranya menerimanya yang penting ia percaya, lebih-lebih seperti apa yang tertulis dibawah ini sesungguhnya :
- Allah itu Maha Mengetahui dari segalanya,
- Allah itu Maha Melihat dan Maha Mendengar,
- Allah itu Maha Kuasa dan Maha Adil serta Maha Bijaksana,
- Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
- Allah itu Maha Tinggi dan Maha Besar serta Maha Menentukan.
“Innallaha Biqulie Syaiin’alie”.
Bahasa Indonesianya :
Sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui dari segala sesuatunya, itulah makna ataupun arti yang dijelaskan oleh ahli-ahli kitab di zaman dahulu ataupun tokoh Agama Islam, sudah dengan sendirinya bagi orang-orang yang mau mencari dan berpikir dengan mudah memahaminya, oleh karena itu kiranya tidak perlu lagi diragukan ataupun dijadikan persoalan, masalahnya tak usah kita berbuat, hanya baru niat dalam hatipun Allah itu sudah Tahu. Di tanah air kita terlalu banyak paham atau metode Ajaran Islam sehingga tidak jarang mengakibatkan perpecahan antara sesamanya, justru Islam diajarkan Rukunnya, maksudnya sebaiknya kerukunannya dijalankan, adapun hal-hal yang dirasakan kurang baik supaya diperbaiki dan hal-hal yang dipandang kurang sempurna disempurnakan sebaiknya saling asih dan saling asuh, saling rukun dan merukunkan. Barulah bisa diciptakan saling pengertian terhadap sesamanya, hingga terwujudlah persatuan dan kesatuan kepada sesama bangsa Indonesia, juga pada sesama umat yang beragama dan hendaknya janganlah saling menyalahkan orang lain, sedangkan kitapun masih belum tentu dan agar kita tidak bertentangan dengan ayat suci tersebut diatas, hal mana kembalikan saja kepada Yang Maha Mengetahui, janganlah menjadi orang yang sok tahu, memang pada huruf dan bacaannya anda mungkin lebih fasikh dan memang mengerti tetapi apa yang terkandung didalamnya sudah barang tentu banyak yang belum memahami benar, sedangkan untuk menerima langsung petunjuk Allah yang sehingga kita terbawa tahu adalah agak sulit mengertinya dan dihasilkannya, karenanya hal itu memerlukan penyerahan mutlak dan segala hal yang akan kita kerjakan yang ada kaitannya dengan Agama Allah itu harus ikhlas betul tanpa pamrih.
Sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui dari segala sesuatunya, itulah makna ataupun arti yang dijelaskan oleh ahli-ahli kitab di zaman dahulu ataupun tokoh Agama Islam, sudah dengan sendirinya bagi orang-orang yang mau mencari dan berpikir dengan mudah memahaminya, oleh karena itu kiranya tidak perlu lagi diragukan ataupun dijadikan persoalan, masalahnya tak usah kita berbuat, hanya baru niat dalam hatipun Allah itu sudah Tahu. Di tanah air kita terlalu banyak paham atau metode Ajaran Islam sehingga tidak jarang mengakibatkan perpecahan antara sesamanya, justru Islam diajarkan Rukunnya, maksudnya sebaiknya kerukunannya dijalankan, adapun hal-hal yang dirasakan kurang baik supaya diperbaiki dan hal-hal yang dipandang kurang sempurna disempurnakan sebaiknya saling asih dan saling asuh, saling rukun dan merukunkan. Barulah bisa diciptakan saling pengertian terhadap sesamanya, hingga terwujudlah persatuan dan kesatuan kepada sesama bangsa Indonesia, juga pada sesama umat yang beragama dan hendaknya janganlah saling menyalahkan orang lain, sedangkan kitapun masih belum tentu dan agar kita tidak bertentangan dengan ayat suci tersebut diatas, hal mana kembalikan saja kepada Yang Maha Mengetahui, janganlah menjadi orang yang sok tahu, memang pada huruf dan bacaannya anda mungkin lebih fasikh dan memang mengerti tetapi apa yang terkandung didalamnya sudah barang tentu banyak yang belum memahami benar, sedangkan untuk menerima langsung petunjuk Allah yang sehingga kita terbawa tahu adalah agak sulit mengertinya dan dihasilkannya, karenanya hal itu memerlukan penyerahan mutlak dan segala hal yang akan kita kerjakan yang ada kaitannya dengan Agama Allah itu harus ikhlas betul tanpa pamrih.
Saudara-saudara jama’ah Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan, kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah, cobalah anda perhatikan sendiri, seandainya ingin berbuat sesuatu baik sudah dilakukan maupun belum anda kerjakan siapa yang paling tahu (?) sedangkan anda baru saja niat langsung Allah mengetahuinya, pada sesungguhnya Allah tidak merahasiakan sesuatu terhadap hamba-hambanya yang soleh karena sampai pada saat dan detik ini masih banyak orang Allah dijadikan momok baginya padahal sudah sering diucapkan oleh para ulama kita, Allah tiada di atas dan tiada di bawah, Allah itu tiada yang serupa baginya, tetapi ia meyakinkan Allah itu ada, walaupun dinyatakan Dia tidak berwujud namun ada, ingat-ingatlah oleh anda.
Dari beberapa penjelasan ayat-ayat suci Al Qur’an yang telah diuraikan dimuka tadi yang sama-sama kita ikuti dan pahami, sampai pada tingkat pengertian yang sangat mendasar yang kitapun sangatlah wajib selaku umat beragama Islam melaksanakan apa-apa yang telah ditunjuki oleh ayat tersebut yang menjadi pegangan kuat didalam mengamalkannya sehari-hari maka oleh karena itu marilah kita sama-sama selanjutnya memperhatikan firman Allah dibawah ini :
“Inna andzalna illaikal kitaba bil hak pa’budullahu mukhlishina la hudinna”
“Inna andzalna illaikal kitaba bil hak pa’budullahu mukhlishina la hudinna”
Bahasa Indonesianya :
Sesungguhnya Allahlah yang menurunkan kitab yang hak atau yang benar ialah kitab suci Al Qur’an itu kepadamu dengan penuh membawa kebenaran, untuk yang demikian itu hendaknya engkau berbakti kepada Allah serta dengan penuh keikhlasan mengabdilah semata-mata oleh karena-Nya. Antara lain demikianlah arti dan makna yang terkandung didalamnya yang diterjemahkan oleh para ahli kitab atau ulama-ulama kita di zaman dahulu, adapun ayat tersebut diatas jelas ditunjuk untuk kita sekalian terutama yang mengaku beragama Islam, agar kita benar-benar dapat mengerti dan memahaminya apa-apa yang terkandung maksud, justru karena itu sangat wajib kita imankan serta melaksanakannya dengan perbuatan nyata kepada sesamanya dimuka bumi ini, juga didalam penyampaiannya yang hak dan agar kita tidak keliru terutama dalam mentrapkan iman Islam kita sendiri, karenanya banyak diantara kita tanpa disadari dalam mengamalkannya terdapat hal-hal yang bertolak belakang dengan petunjuk-petunjuk Al Qur’an ataupun dari apa yang disunahkan Rasulullah.
Sesungguhnya Allahlah yang menurunkan kitab yang hak atau yang benar ialah kitab suci Al Qur’an itu kepadamu dengan penuh membawa kebenaran, untuk yang demikian itu hendaknya engkau berbakti kepada Allah serta dengan penuh keikhlasan mengabdilah semata-mata oleh karena-Nya. Antara lain demikianlah arti dan makna yang terkandung didalamnya yang diterjemahkan oleh para ahli kitab atau ulama-ulama kita di zaman dahulu, adapun ayat tersebut diatas jelas ditunjuk untuk kita sekalian terutama yang mengaku beragama Islam, agar kita benar-benar dapat mengerti dan memahaminya apa-apa yang terkandung maksud, justru karena itu sangat wajib kita imankan serta melaksanakannya dengan perbuatan nyata kepada sesamanya dimuka bumi ini, juga didalam penyampaiannya yang hak dan agar kita tidak keliru terutama dalam mentrapkan iman Islam kita sendiri, karenanya banyak diantara kita tanpa disadari dalam mengamalkannya terdapat hal-hal yang bertolak belakang dengan petunjuk-petunjuk Al Qur’an ataupun dari apa yang disunahkan Rasulullah.
Saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat Warga Kekeluargaan serta para pembaca yang dimuliakan Allah, rupanya jelas sudah bahwa kiranya Al Qur’an mengandung ajaran-ajaran yang benar yang tak perlu lagi diragukan dan sebaiknya akan terbukti kenyataan-kenyataan itu apabila anda merealisir dengan perbuatan-perbuatan yang nyata dapat dirasakan dan dinikmati oleh orang lain dan juga dalam menyampaikan amanat Allah yang bersifat peringatan itu, tidak mengharapkan imbalan, karena sesungguhnya Al Qur’an, memberi petunjuk kepada kita sekalian. Sebagaimana dijelaskan oleh surat Yaashin : Carilah Guru dan belajarlah ataupun ikutilah kepadanya yang tidak mengharap upah daripadamu, itulah sesungguhnya orang yang dibimbing / dipimpin Allah, mudah-mudahan saja semua yang kebetulan dapat membaca buku kecil ini, ataupun penyampaian ini dapat memenuhi apa yang ditunjuki oleh firman Allah tersebut diatas, dan selama ini kita mau mengakui dan menyadari, banyak yang kita sadari dengan menggunakan dalih dan cara dalam penyampaian agama Allah, mencari dasar kehidupan ataupun memperkaya diri, ingatlah oleh anda apabila ingin dipimpin oleh Allah itu jauhkanlah hal-hal yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah itu sendiri dan sadarilah tugas Manusia atau anda hanya sekedar member nasehat atau peringatan saja, justru karena itulah anda jangan asal Iman saja kepada Allah maupun Al Qur’an sekalipun, hendaklah perlu anda pahami benar-benar agar terjadi Islam-Islam yang kita lihat sekarang di luar Indonesia.
Dan selanjutnya marilah sama-sama kita renungkan baik-baik dan telitilah agar jangan asal baca dan percaya begitu saja, baik ayat-ayat yang telah dilalui maupun yang masih didalam pemahaman seperti apa yang di firmankan oleh Allah melalui surat Hud ayat 88 :
عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
“Alaihie tawakaltu wa’alaihie unibu”
Bahasa Indonesianya :
Pemimpinku hanyalah Allah dan kepadaNya aku mempercayakan diriku dan kepadaNya tempat aku kembali. Begitulah penjelasannya apa yang diartikan dari ayat tersebut diatas oleh para ahli kitab, renungkanlah. Penegasan ini telah diakui oleh ulama-ulama besar bangsa Indonesia seperti tercantum pada surat tersebut diatas, sudah barang tentu setelah melalui oplosingnya orang-orang tersebut. Nah apabila hal demikian adalah benar, cobalah anda bertanya pada diri anda sendiri siapakah yang sebenarnya menyatakan pengakuannya itu (?). Dan siapakah yang dipimpin dan yang memimpin itu (?) Maka oleh sebab itu apabila kita mau berpikir baik dan berbuat baik, insya’allah kitapun akan mempunyai hasil yang baik pula. Perlu kita pahami baik-baik ayat-ayat yang dituangkan melalui petunjuk Al Qur’an, ingatlah oleh anda bahwa tidak lain dan tidak bukan yang sangat berkuasa dan menentukan diri anda masing-masing adalah Allah, si Hidup atau yang Maha Hidup.
Pemimpinku hanyalah Allah dan kepadaNya aku mempercayakan diriku dan kepadaNya tempat aku kembali. Begitulah penjelasannya apa yang diartikan dari ayat tersebut diatas oleh para ahli kitab, renungkanlah. Penegasan ini telah diakui oleh ulama-ulama besar bangsa Indonesia seperti tercantum pada surat tersebut diatas, sudah barang tentu setelah melalui oplosingnya orang-orang tersebut. Nah apabila hal demikian adalah benar, cobalah anda bertanya pada diri anda sendiri siapakah yang sebenarnya menyatakan pengakuannya itu (?). Dan siapakah yang dipimpin dan yang memimpin itu (?) Maka oleh sebab itu apabila kita mau berpikir baik dan berbuat baik, insya’allah kitapun akan mempunyai hasil yang baik pula. Perlu kita pahami baik-baik ayat-ayat yang dituangkan melalui petunjuk Al Qur’an, ingatlah oleh anda bahwa tidak lain dan tidak bukan yang sangat berkuasa dan menentukan diri anda masing-masing adalah Allah, si Hidup atau yang Maha Hidup.
Saudara-saudara pewaris bangsa yang akan terus berjuang demi pembangunan Bangsa dan Negara, setelah anda mengerti dengan pengertian yang hakiki yang bukan karena kata orang lain / guru dan sebagainya, serahkanlah diri anda secara mutlak / keseluruhan hanya semata-mata karena Allah SWT, tanpa reserve dan buka seluas-luas pemikiran anda dan ketahuilah bahwasanya tidak ada yang tidak mungkin apabila telah seizin Allah. Cobalah anda lakukan Komunikasi terus menerus kepada Allah Yang Maha Kuasa sesuai dengan kata ulama-ulama kita, untuk selalu mengadakan Habluminallah, mundur dan majunya seorang Insan (Manusia) yaitu yang berani membebaskan pikirannya dari tekanan yang tidak masuk / diterima oleh akal yang sehat dan sempurna.
Perlu anda sadari dan teliti benar bahwa Allah bukanlah merupakan suatu momok bagi orang Islam yang bertaqwa, Allah perlu didekati dan dicintai serta dihubungi dengan tidak menungu-nungu waktu.
Yakinlah dan Imankanlah dengan sebenar-benarnya Iman, sesungguhnya Allah itu adalah sangat kasih sayang / pemurah setiap hamba-hambanya yang sholeh. Cukup jelas sudah apabila ingin dan mengakui bahwa Allah itu adalah sebagai petunjuk anda di dunia maupun di akherat. Maha mengetahui Allah.
Agar kita mengerti dan mengetahui kedudukan, tugas dan fungsi Manusia keberadaannya di muka bumi ini dan sanksi-sanksi yang telah disampaikan oleh Allah melalui Al Qur’an, baiklah kita renungkan bersama-sama apa yang ditunjuki oleh ayat dibawah ini :
“Kuntum khoiro umatin ukhridzatlinnasi ta’muruna bil ma’ruf, watanhawna annil munkar watu’minuna billahi walaw’anna annil kitabi lakaana khoirulahum min humul mu’mina wa’aqsyarohu humul fasiqunn”
Bahasa Indonesianya :
Adalah kamu itu sebaik-baiknya umat yang Allah adakan sebagai contoh untuk Manusia, kamu itu menyuruh Manusia berbuat baik dan melarang Manusia melakukan kejahatan, dan kamu beriman kepada Allah dan ahli-ahli kitab itu semuanya beriman, niscaya baik buat mereka tetapi sebagian dari mereka beriman dan kebanyakan dari mereka beriman dan kebanyakan dari mereka adalah orang fasiq / perusak.
Adalah kamu itu sebaik-baiknya umat yang Allah adakan sebagai contoh untuk Manusia, kamu itu menyuruh Manusia berbuat baik dan melarang Manusia melakukan kejahatan, dan kamu beriman kepada Allah dan ahli-ahli kitab itu semuanya beriman, niscaya baik buat mereka tetapi sebagian dari mereka beriman dan kebanyakan dari mereka beriman dan kebanyakan dari mereka adalah orang fasiq / perusak.
Cobalah anda renungkan sejenak apa yang diterangkan oleh firman Allah tersebut diatas, demikianlah maksud dan tujuannya oleh para ahli-ahli kitab menjelaskan kepada kita sekalian, cukup gamblang sudah bahwasanya kehadiran Manusia di muka bumi ini adalah sebaik-baiknya hamba yang dijadikan untuk teladan (contoh) dan kini adalah yang paling wajib sekali menggolong-golongkan bidang apa dan mana saja yang termasuk perbuatan jahat dan kejahatan itu (?) dan golongan mana orang-orang yang termasuk perusak-perusak Agama, pahamlah anda sekarang bahwa keberadaannya Manusia di Alam semesta ini bukan untuk saling bunuh membunuh, saling jelek menjelekan orang (Agama lain) lebih-lebih pengakuan anda sendiri sebagai umat Islam Indonesia yang katanya tidak mempunyai daya upaya selain Allah, tetapi kenyataan perbuatan anda sehari-hari tidak sesuai dengan pengakuannya, cobalah laksanakan dengan sebenar-benarnya pengakuan anda itu dengan penuh pengertian, tidak hanya asal goblek saja.
Saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat warga kekeluargaan yang dimuliakan Allah agak tahu dirilah sedikit, janganlah karena anda sudah bisa membaca Al Qur’an lantas sudah terlalu gegabah sekali dan ketahuilah oleh anda bahwasanya Allah itu bukanlah Tuhannya orang Arab, dan Ia bisa dan mengerti semua bahasa di muka bumi ini, bahkan sampai kepada bahasa hewanpun. Inilah sesuai dengan pengakuan anda sendiri yang telah mengakui bahwasanya Allah itu Maha Mengetahui dan Pintar lagi Maha Bisa serta Kuasa dari segalanya. Dan bagaimanakah pandangan anda apabila kebesaran serta ketingian Allah, itu anda kotak-kotakan demikian rupa (?) Renungkanlah kembali.
Dan kini kita sampai pada pengertian yang disesuaikan dengan apa yang di firmankan Allah yaitu siapakah yang sebenarnya di utus ke muka bumi ini (?) untuk itu marilah pelajari betul-betul dan kita hayati dengan penuh pemahaman yang baik agar tidak keliru mentrapkan keimanan kita bersama, sebagaimana yang ditunjuki oleh salah satu surat yang tertuang pada Surat Sa’ba ayat 28 :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
“Wamaa Arsalnaka Ila Kaafatan Linnasi Basyiro Wa Nadziro Walakina Aksaronasi Laya’ Lamun”
Bahasa Indonesianya :
Aku tidak mengutus kamu hai Muhammad, melainkan kepada umat Manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan Manusia tidak mengetahui.
Aku tidak mengutus kamu hai Muhammad, melainkan kepada umat Manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan Manusia tidak mengetahui.
Nah demikianlah makna dan artinya yang diterjemahkan oleh para ulama ataupun pujangga-pujangga Islam jaman dahulu, ayat tersebut diatas, dan bagaimanakah menurut tanggaan ataupun pengertian anda sendiri (?) dengan ayat tersebut. Siapakah yang sebenarnya utusan (Kholifah) Allah itu, pemimpin di muka bumi ini (?) untuk tidak salah dan keliru dalam mentrapkan Iman Islam kita baiknya; contoh diteliti lagi agar jangan terikat pikiran anda kepada kebiasaan-kebiasaan yang belum kita mengetahuinya, sebab yang selama ini pikiran dan akal kita semua, kita belengu sendiri Iman Islam yang kita amalkan hanya kata pendapat orang lain atau karena kita takut / malu pada pak Ustadz (Kyai) yang jelas langsung takut pada orang tua kita sendiri, maka oleh karena itu apabila kita dasarkan dari apa-apa yang diterangkan oleh firman Allah tersebut diatas tak perlu kita sangsikan sebagai sesama umat Islam. Yang penting ialah harus saling sayang menyayangi serta saling menasehati diantara sesamanya. Bukan saling mencela tetapi saling memberi peringatan, inilah yang dimaksud oleh ayat tersebut diatas dan tidak menakut-nakuti, lebih-lebih menceritakan kebaikan orang lain, berilah dan sampaikanlah yang wajar-wajar saja.
Saudara-saudara penerus perjuangan Bangsa ketauhilah oleh anda, lemparkanlah pandangan dan pikiran anda jauh kedepan bahwa Dunia yang luas ini adalah kepunyaan Allah. Dan ingatlah bahwasanya langit dan bumi serta seluruh yang ada diantara keduanya semua Allah-lah yang menjadikannya seperti diri anda sendiri juga kepunyaan Allah dan hendaklah anda sadari sesungguhnya kita hanya ditugaskan untuk sekedar memperingati saja dan tidak kuasa / berwenang-wenang memaksa.
Setiap pemeluk Agama Islam sangat dianjurkan untuk selalu sadar dan ingat kepada Allah dengan membesarkan Asmanya setiap detik agar menjadi orang taqwa kepada Allah, hampir setiap Jum’at terdengar ucapan-ucapan itu, oleh karena itu untuk jelasnya cobalah anda perhatikan firman Allah SWT dibawah ini :
“Fadzqurullahu ‘Aladzim Yad’ Quurkum Wadz Quurahu ‘Ala Nikmati Min Fadhlihie Yuudhukuum Walaa Dzikrullahu Akbaar”
Bahasa Indonesianya :
Ingatlah selalu kamu kepada Allah, pasti Allah ingat kepadamu dan syukurilah semua nikmatnya, niscaya ia akan menambahkan nikmatnya itu. Sesungguhnya selalu ingat kepada Allah besar sekali faedahnya dan Allah itu mengetahui apa-apa yang anda kerjakan. Itulah arti dan maksudnya dari ayat / firman Allah yang tersebut diatas, diterjemahkan oleh ahli tafsir Al Qur’an ataupun ulama-ulama kita cukup jelas dan gamblang kiranya dan tak perlu diragukan lagi atas kebenarannya. Karena ayat tersebut selalu di baca oleh tiap-tiap mubaligh pada setiap hari Jum’at.
Ingatlah selalu kamu kepada Allah, pasti Allah ingat kepadamu dan syukurilah semua nikmatnya, niscaya ia akan menambahkan nikmatnya itu. Sesungguhnya selalu ingat kepada Allah besar sekali faedahnya dan Allah itu mengetahui apa-apa yang anda kerjakan. Itulah arti dan maksudnya dari ayat / firman Allah yang tersebut diatas, diterjemahkan oleh ahli tafsir Al Qur’an ataupun ulama-ulama kita cukup jelas dan gamblang kiranya dan tak perlu diragukan lagi atas kebenarannya. Karena ayat tersebut selalu di baca oleh tiap-tiap mubaligh pada setiap hari Jum’at.
Saudara-saudara jama’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan serta para pembaca yang budiman, cobalah direnungkan baik-baik apa yang dianjurkan oleh ayat tersebut diatas, yang dimaksud selalu itu bukan kalau hanya kebetulan kita kaget saja ataupun kalau kita kesandung dan lain-lainya barulah ingat dan menyebut Nama Allah, tidak demikian halnya kalau memang anda kaum muslimin ingin mendapat mu’zizatnya ataupun kebenarannya, baru dilakukan setiap saat dan waktu kapan dan dimana saja tidak terlupakan, itulah cara-cara berpikir kita dari warga kekeluargaan dengan tidak melupakan syukur dan nikmat yang dilimpahkan kepada kita semua, karena kata pepatah orang tau dirinya adalah orang yang pandai berterima kasih atau mensyukuri nikmat Allah, dan selanjutnya perlu anda ketahui sholat atau melakukan sembahyang dalam cara-cara berpikir kekeluargaan tidaklah lebih dari orang-orang lain, hanyalah sebagai kewajiban saja, mengingat anda mau menerima Islam sebagai Agama anda, tetapi janganlah merasa puas dan sudah cukup dengan baru saja menjalankan sunah lantas sudah minta imbalan dari apa yang anda kerjakan itu, Allah menjanjikan sesuatu apabila anda telah banyak berbuat kebajikan pada sesama insan (maksudnya yang dapat dirasakan oleh orang lain) dengan penuh keikhlasan / tanpa pamrih, itulah yang wajib anda kerjakan selama dalam mengemban tugas kehidupan sehari-hari, juga keikhlasan atas pertolongan / bantuan anda tidak karena terpaksa.
Demi mempertebal Iman Islam kita maka hendaklah perhatikanlah benar-benar petunjuk Al Qur’an agar kita tidak tergolong orang-orang yang hanya menghafal / membacanya saja ataupun fasikh menyebutnya saja. Sebaiknya harus disertai ketaatan dan keyakinan yang membuktikannya sebagaimana yang diterangkan oleh firman Allah dibawah ini :
“Wa Athie’ Ulaha Wa Rosulullah Wala Nadzu’uu Fatasyallahuu Watadjhaba Ruhuum”
Bahasa Indonesianya :
Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasullullah dan janganlah membantah karena nanti kamu menjadi penakut dan kurang keberanian atau Iman.
Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasullullah dan janganlah membantah karena nanti kamu menjadi penakut dan kurang keberanian atau Iman.
Demikianlah arti terkandung dari ayat suci tersebut diatas yang diterjemahkan oleh para ahli kitab, yang jelas dan telah cukup pengertiannya yang sangat mendasar tentu saja penerangan ini merupakan penekanan bagi penganut agama Islam. Apabila ayat tersebut hanya sekedar diyakinkan membacanya tetapi tidak pernah diamalkan, cobalah anda renungkan baik-baik ucapan dan perbuatan kenyataannya juga berbeda, sebab kebanyakan orang mengaku sudah beriman kepada Allah dan sudah mengaku pula sebagai kekasih / kesayangan Allah namun, masih saja mempunyai rasa takut kepada yang benar, maka sesungguhnya Manusia yang bertitik tolak dari pola berpikir diri sendiri, pertanda orang tersebut kurang atau tidak beriman kepada Allah, oleh karenanya senang dan susah itu pasti ada tidak bisa dielakan dan mengelak dan itu harus, Manusialah yang berhak menerimanya, maka diperlukan pengertian dalam Agama Islam, hal yang kedua harus diterima dengan penuh kesadaran yang sama-sama wajib kita terima, cobalah anda ingat-ingat pada para Nabi dahulu juga ada Nabi yang cukup berat penderitaannya di jaman dahulu tetapi ia tetap beriman dengan penuh kesabaran, yang berarti itulah tandanya orang yang taat dan patuh serta iman kepada Allah SWT, sesuai dengan pengakuannya sendiri sudah beriman dan bertaqwa kepada Yang Maha Kuasa. Itulah yang dapat memenuhi satu kata dengan perbuatan dan pasti lenyaplah dan hilang rasa kekuatiran, keluh kesah, kebimbangan dan keraguan anda itu.
Saudara-daudara para jama’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan, muslimin dan muslimat para penerus perjuangan bangsa yang budiman, agar supaya kita tidak was-was dan ragu-ragu mengikuti petunjuk-petunjuk ayat-ayat suci Al Qur’an, kembalikanlah problema anda kepada yang menjadikan asal dari anda, yaitu Allah Yang Maha Tahu. Dengan menyatakan sebulat hati bahwasanya aku Manusia tidak mempunyai daya upaya selain engkau ya … Allah, aku akan menerima semua apa-apa yang engkau bebankan kepadaku, mudah-mudahan anda akan langsung menerima hidayah dari Allah SWT. Allah telah berjanji kepada setiap hamba-hambanya yang bertawakal dan taat serta patuh kepada-Nya akan terpelihara baik di dunia maupun di akherat kelak, ingatlah oleh anda Allah tidak akan ingkar janji, perhatikanlah jangan sampai bertolak belakang dengan ayat suci tersebut diatas tanpa anda sadari.
Dalam usaha percaya kepada diri sendiri serta meningkatkan Iman Islam kita bersama, maka didalam kita mencari yang Hak (benar) yang didasarkan atas petunjuk-petunjuk ayat-ayat suci Al Qur’an dengan tujuan yang ada manfaatnya bagi diri sendiri juga bagi kepentingan Bangsa dan Negara maupun Agama dengan tekad untuk beribadah terhadap sesamanya yaitu Insan di muka bumi ini, seperti apa yang dijelaskan oleh firman Allah di bawah ini :
“Layata Maral Lamuna Illa Manadhie Lahur Rokhmani Waqola Sawaba”
Bahasa Indonesianya :
Tidaklah ada yang berani berbicara kecuali orang-orang yang telah diberi izin oleh Allah Yang Rokhman dengan mengatakan yang sebenar-benarnya. Dengan penjelasan tersebut diatas cukuplah sudah kita mengerti apa yang dimaksud oleh firman Allah itu. Jadi apabila kita ambil kesimpulan yang selama ini ataupun sejak adanya Al Qur’an ini, belum ada orang yang berani berkata/membicarakan hal-hal yang benar. Memang kita yakin kalau ada ayat-ayat tersebut diatas, apabila mereka belum pernah menerima secara langsung Hidayah dari Allah SWT, tak mungkin berani berkata yang benar, paling banter hanya berani menyorong orang terdahulu yang sesungguhnya dia tidak tahu pasti atas kebenarannya itu, justru itu cobalah anda mengerti dan memahami yang benar apa-apa yang telah ditunjuki oleh ayat suci Al Qur’an, janganlah hanya diasyik-asyikan saja bacaannya hingga dapat melupakan cara berpikir kita yang pada kahirnya setelah pandai membacanya, sudah cukup padahal itu adalah suatu bacaan saja.
Tidaklah ada yang berani berbicara kecuali orang-orang yang telah diberi izin oleh Allah Yang Rokhman dengan mengatakan yang sebenar-benarnya. Dengan penjelasan tersebut diatas cukuplah sudah kita mengerti apa yang dimaksud oleh firman Allah itu. Jadi apabila kita ambil kesimpulan yang selama ini ataupun sejak adanya Al Qur’an ini, belum ada orang yang berani berkata/membicarakan hal-hal yang benar. Memang kita yakin kalau ada ayat-ayat tersebut diatas, apabila mereka belum pernah menerima secara langsung Hidayah dari Allah SWT, tak mungkin berani berkata yang benar, paling banter hanya berani menyorong orang terdahulu yang sesungguhnya dia tidak tahu pasti atas kebenarannya itu, justru itu cobalah anda mengerti dan memahami yang benar apa-apa yang telah ditunjuki oleh ayat suci Al Qur’an, janganlah hanya diasyik-asyikan saja bacaannya hingga dapat melupakan cara berpikir kita yang pada kahirnya setelah pandai membacanya, sudah cukup padahal itu adalah suatu bacaan saja.
Saudara-saudara para pembaca muslimin dan muslimat warga kekeluargaan yang tercinta, kalau ayat suci itu menerangkan kepada kita sekalian, bahwasanya kita mengerti sementara itu masih banyak orang-orang yang menyampaikan Agama Islam agak remang adanya, cobalah anda perhatikan baik-baik bagi orang yang mau berpikir untuk kemurnian Islam, agamanya masih sulit dipahaminya, kadang-kadang ia berkhayal dan kadang-kadang ia berakal, sehingga sukar mana yang dibenarjan Ajaran Agama Islam, mana yang dibathilkannya dan kini anda renungkan menurut keyakinan sendiri dan bagaimana caranya agar kita termasuk orang-orang yang berani berbicara dan menyatakan yang benar dan ketahuilah oleh anda bahwa Allah itu Maha Suci, Allah tidak boleh diumpamakan apapun juga, tetapi ada dan pula Allah Kuasa di dunia maupun akherat, serta Allah itu adalah Maha Pemberi Petunjuk yang dinyatakan Maha Bijaksana. Pahamilah ini yang betul, dengan keimanan yang mantap tanpa keraguan. Insya Allah anda akan berani berkata yang benar dalam urusan Agama Allah, yaitu Islam dan kerjakanlah yang baik-baik mohonlah kepadanya sesuatu melainkan petunjuk dan pimpinannya, sebab bumi dan langit beserta isinya yang ada ialah kepunyaanNya termasuk diri anda, maka janganlah merasa bingung, bimbang dan takut. Al Qur’an diturunkan untuk anda / orang yang bias berpikir dan membedakan yang baik dan yang buruk, telah dinyatakan dalam salah satu ayat : Dunia ini adalah milik Allah dan kemana saja menghadap disitu wajahKu / Wajah Allah. Cukup sudah dijadikan pegangan Iman kita dalam mengemban hidup sehari-hari. Perhatikanlah oleh anda sesungguhnya perwujudan Manusia itu baik itu bangsa Tionghoa atau bangsa Inggris,
“Laqod Kholaqnal Insana Fiiahsani Taqwiem Tsuma Rodadnahu Aspala Safilien Allaladzina Amanu Wa’amilus Sholihati Falahum Ajrun Choiru Mamnun”
Bahasa Indonesianya :
Sesungguhnya kami telah menciptakan Manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
Sesungguhnya kami telah menciptakan Manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
Begitualh arti dan makna dari ayat suci tersebut diatas yang diterangkan oleh para ahli kitab, cukup jelaslah sudah bahwasanya benar-benar Manusia yang ada di muka bumi ini tidak adan yang dibeda-bedakan bahan kejadiaanya, dari bahan yang sama, apakah mereka raja, presiden atau wali/ulama bahkan Nabi sekalipun, Allah jadikan hambanya semua dari bahan yang sama dan akan dikembalikan nanti dikemudian hari pada tempat yang sama juga.
Maka cobalah anda pengaku pengikut/pmeluk agama islam, perhatikanlah baik-baik ayat tersebut diatas, janganlah merasa diri sendiri berbeda dari lainnya dan semua yang bersifat makhluk atau alam adalah bahtu namanya,dan dihadapan Allah pun nantinya tiada ada sebutan: Wali, Ulama, Kyai ataukah Presiden. Apabila anda ingin menjadi orang.insan yang diridhoi Allah janganlah mudah meyalahkan orang lain atau mengkafirkan orang lain semua itu adalah Allah saja yang menentukan bukan anda, ingatlah bahwa Manusia kewajibannya hanya sekedar member ingat saja dan fahamilah isi Al Qur’an baik-baik, semua Manusia baik atau buruk perbuatannya itu, Allah lah yang mengetahuinya, kita semua diperintahkan oleh Allah sebanyak mungkin saling kasih mengasihi sesamanya, karena peraturan Allah yang diturunkan melalui Al Qur’an selain supaya kita memahami dan pula kita dianjurkan untuk berlomba-lomba berbuat kebajikan, saling pengertian, saling membantu dan saling menasehati, tidak mengaku benar sendiri, maka dari sebab itulah perhatikanlah diri sendiri, walaupun kini perwujudan diri anda cantik, ganteng, gagah perkasa tetapi perwujudan ini nanti bias rusaj yang tadinya cantik bias jadi keriput/jelek, rambut yang tadinya hitam jadi putih, yang gagah jadi pikun, linglung dan akhirnya masuk kelobang kubur/lahat dan apakah yang akan anda bawa (?) tubuh yang cantikkah (?) yang gatengkah (?) atau kekayaan yang anda peroleh itu dengan tidak mengenal lelah, cape dan panas serta hujan, juga apakah rizki yang anda peroleh itu halal atau haram tidak anda perdulikan yang penting puas. Nah inilah kiranya yang harys anda teliti sejak sekarang bukannya nanti sesudah di lobang kubur.
Justru itu pandai-pandailah anda membawa diri dan syukurilah semua nikmat yang Allah berikan, surge dan neraka milik Allah, bukan anda yang menentukan. Mudah-mudahan setelah anda membaca penjelasan ini tergugahlah hati anda dan dapat memenuhi amanat Allah Yang Serba Kuasa.
Telah banyak kita memperhatikan ayat-ayat suci Al Qur’an yang dapat dipetik untuk dijadikan pegangan di dalam mengamalkan ajaran Islam sehari-hari dan setingkat demi setingkat akan mempertinggi keyakinan diri sendiri untuk meningkatkan Iman Islam serta taqwa kita kepada Allah SWT, yang sebagaimana telah diterangkan oleh firman Allah seperti dibawah ini :
“Qullu Syai’in Khaliq Unilla Wadzhahu”
Bahasa Indonesianya :
Sesungguhnya segala sesuatu yang ada di dunia ini akan binasa kecuali Allah.
Sesungguhnya segala sesuatu yang ada di dunia ini akan binasa kecuali Allah.
Demikianlah makna atau arti dari ayat tersebut diatas, yang oleh para ahli kitab diterangkan kepada kita sekalian yang dapat dijadikan renungan dalam mengemban bahan hidup dan bahan berpikir yang lebih sempurna untuk tidak keliru usaha kita mengetrapkan Iman Islam demi pengabdian terhadap sesame hidup di Alam semesta ini.
Dan dasar petunjuk ayat tersebut diatas hendanya kita sadari bahwa tiada ada tempat untuk bergantungan dan meminta tolong kelak dikemudian hari kecuali hanya kepada Allah semata-mata. Apabila seluruh Alam semesta ini hancur / binasa tak ada lagi tempat untuk dijadikan perlindungan, maka oleh karena itu sangat penting sekali kita pagi-pagi sudah berusaha untuk mengenal kepada yang Abadi yaitu Allah Rabbul’alamin.
Saudara-saudara warga kekeluargaan kaum muslimin dan muslimat para pembaca yang budiman, yang berarti benar-benar kita telah memahami maknanya yang dimaksud oleh ayat di atas, tidak lain agar kita kembali supaya percaya diri sendiri dan apabila demikian benar-benar Al Qur’an adalah sebagai petunjuk yang berlaku sepanjang zaman (Kekal) bukan hanya sekedar di hafal dan di baca saja, tetapi perlu dihayati sekaligus di amalkan agar kita akan lebih dapat memahami dan mengerti, sebab kita semua Manusia yang ada di muka bumi ini tidak akan lepas bersumber dariNya, justru yang sangat wajib kita Agungkan dan kita sembah karena Ia adalah tempat dan wadah dari semua permohonan makhluk-makhluk yang ada di Alam dunia ini. Oleh karena itu semua terserah pada anda sendiri juga tergantung pada cara-cara/pola berpikir anda sebab telah di hukumkan oleh ajarab Islam, percaya tanpa disertai mengerti artinya adalah percaya membuta, justru hendaklah beramal harus dengan ilmunya, barulah amalnya akan sempurna.
Bagi orang-orang yang beriman hendaknya disertai tahu, barulah Iman seseorang itu sempurna. Cukuplah kiranya penjelasan ayat tersebut yang insya Allah apabila anda / kita semua mau mengerti tentang petunjuk-petunjuk ayat itu yang tak boleh kita bantah lagi pasti akan tercapailah apa yang menjadi tujuan dan cita-cita bahagia di dunia dan di akherat. Dengan memperhatikan penjelasan-penjelasan dimuka, maka telah kini kita ketahui bahwa didalam Ala mini tiada yang Kekal kecuali hanya Allah dan untuk selanjutnya mari sama-sama kita perhatikan keterangan-keterangan yang dapat mempertebal Keimanan kita bersama-sama dengan memperhatikan ayat dibawah ini Surat Al-Baqaroh ayat 141 :
تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ وَلا تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Tilka Ummatun Qodkholat Laha Makasabat Walakum Makasabtum Wala Tus’ Aluna’ Amma Kanu Ya’ Malun”
Bahasa Indonesianya :
Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.
Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.
Nah semakin jelaslah dan gamblang penerangan-penerangan ini yang diartikan dari firman Allah tersebut diatas yang membawa kita akan lebih mengerti lagi tentang status dan fungsi Manusia yang masih hidup.
Disini kita yakin bahwa apa-apa yang diusahakan orang-orang terdahulu, amal dan ibadahnya semata-mata untuk mereka, bukan untuk kita mengapa demikian (?) karenanya setiap insane yang diutus kebumi akan di mintakan pertangung jawabannya masing-masing apa-apa yang telah mereka kerjakan selama hidupnya itu. Ayat tersebut menambah kekeuatan Iman kita bersama. Dimana kita mendapati banyak orang Indonesia yang beragama Islam pergi kesana kemari, berziarah ke makam-makam dengan di barengi niat/tujuan kita berkah selamat dan memohon leluberan dari tokoh Agama Islam yang telah tiada/terdahulu, dan cobalah anda renungkan sejenak firman Allah tersebut diatas agar kita tidak termasuk golongan orangorang syirik (musyrik) yang tiada anda / kita sadari.
Saudara-saudaraku kaum muslimin dan muslimat warga kekeluargaan dan para pembaca dimana saja anda mendapat membaca buku ini, kita telah sama-sama mempelajari ajaran Al Qur’an dan Hadist, sesuai dengan keimanan kita masing-masing yang terdapat dalam petunjuk agama ialah menyatakan kepada kita sekalian yang berbunyi “UD’UNI ASTAJIB LAKUM” yang artinya ialah kata Allah dipinjam omongannya : Mintalah kepadaKu niscaya / pasti aku berikan, cobalah anda ingat-ingat Allah telah menyatakan dalam Al Qur’an yang AKU muliakan adalah hamba-hambaKu yang masih hidup, bukan yang sudah mati. Dengan demikian berarti yang masih hidup itu ada tugas yang dibebankannya, justru masih bermanfaat dan apabila dilihat pada hakekatnya, sesungguhnya Allah telah membuka pintu lebar-lebar bagi yang beriman kepadaNya, ialah yang telah menganjurkan / menawarkan kepada kita sekalian dengan apa yang dinyatakan diatas itu ialah mintalah kepadaKu niscaya akan diperkenankan do’a (permohonan) nya, ini sudah cukup gamblang asal kita benar-benar mau mengerti apa yang kita baca. Secara sadar atau tidak telah kita ucapkan dengan menyatakan dan tahu kedudukan Manusia sesungguhnya hanya Allah sajalah Yang Maha Kuasa dan kita berada ditempat yang lemah, namun hal tersebut hanya sekedar ucapan semata-mata, karenanya masih banyak terdapat diantara kita tidak melaksanakannya, bahkan seolah-olah ia yang sangat berwenang untuk melaksanakan kehendaknya atau kehendak orang lain yang mungkin beranggapan demi Tuhan ataupun demi Ibadah, tetapi banyak yang kurang disadarinya bahwa Allah telah berfirman melalui Al Qur’an pada Surat Al Ghaasyiyah ayat 21-22 :
“Fadzakir Innama Anta Mudzakiru Lasta ‘Alaihim Bimusaythirin”
Bahasa indonesianya :
Maka berilah peringatan, karena seungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan, kamu bukanlah orang berkuasa atas mereka.
Maka berilah peringatan, karena seungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan, kamu bukanlah orang berkuasa atas mereka.
Apabila demikian Allah berfirman melalui Al Qur’an yang tertuang pada ayat tersebut diatas, cukup jelas. Apa yang diterjemahkan oleh para ahli kitab dan kita meneliti benar dan tidaklah terlalu gegabah (sembrono) dalam menyampaikan amanatnya, baik memberi nasehat-nasehatnya kepada sesama Manusia.
Dan kita sadari bahwa sesungguhnya Manusia tidak diberi wewenang sampai sekian jauh, sehingga melampui batas yang Maha dari sekaliannya, tetapi banyak hal yang tak disadari oleh sebagian para pendidik agama kita yang seolah-olah ia boleh bertindak seenaknya dengan menyalahkan dan memaksakan pada orang lain (sesamanya). Apabila dilihat dari ayat tersebut diatas berarti orang tersebut telah jauh bertolak belakang dengan ajaran agama Islam atau tuntunan Allah.
Tentunya anda sebagai umat mengaku beragama Islam akan berbuat dan bertindak melalui landasan yang ada yaitu Al Qur’an dan Hadist.
Bagaimanakah kiranya perbuatan yang telah anda lakukan selama ini (?) agar sembahyang anda atau ibadah anda tidak sama dengan mereka, gunakanlah pikiran dan perbaiki tindak tanduk anda sehari-hari jangan anda merasa paling afdhol, ataupun paling benar menurut perasaan sendiri, ini semuanya dapat anda perhatikan melalui ayat-ayat tersebut diatas.
Fungsi anda selaku hamba Allah yang bertugas hanya sebagai penyampai saja dan juga bukan yang dibebani tanggung jawab, karena itu semuanya demi keakheratan hanya Allah yang mempunyai wewenang. Dan memang kita anjurkan melakukan kebaikan yang sebaik-baiknya dan tidak menyakiti / memaksakan orang lain.
Kita sama-sama mengaku sudah beriman dan bertaqwa kepada Allah tentu sudah termasuk orang yang mukmin yang sekurang-kurangnya sudah pernah menerima petunjuk dari Allah. Sebab apa-apa yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu hanyalah untuk mereka, apa yang diperolehnya itu bukan untuk kita dan kini bagaimanakah kita orang yang dianggap penerus ataupun penerima warisan dari Nabi Besar Muhammad SAW, adakah yang telah dirasakan oleh anda sesuatu, sebagaimana yang dijelaskan dalam salah satu firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 38 yang berbunyi :
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Faimmaya’ Tianakum Minni Hudan Faman Tabi’ Ahudaya Fala Khawpun’ Alaiyhim Walahum Yahzanuun”
Bahasa Indonesianya :
Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Rupanya arti dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut diatas, benar-benar memberikan dorongan iman dan bagi setiap penganutnya agar lebih mutlak menyerahkan dirinya kepada Allah SWT, agar didalam mengemban tugas Allah dan hidup di muka bumi ini tidak punya rasa kekuatiran serta kegelisahan, dia sadari bahwa sebenarnya Manusia itu tidak punya daya upaya selain Allah. Para pengajar agama Islam yang menterjemahkan arti dan makna ayat tersebut diatas cukup mengerti dan tidak perlu dibantah lagi, hanya tinggal kita saja sebagai orang yang mengaku beriman dan bertaqwa hendaknya janganlah cuma bisa menerangkan dan menyuruh orang lain supaya beriman dan taqwa padahal kita sendiri berlum tahu bagaimana bentuk orang-orang yang telah bertaqwa itu.
Saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat warga kekeluargaan dan para pembaca yang dimuliakan oleh Allah, marilah kita berkata dan berbuat sama dengan yang ada di dalam hati kita masing-masing guna dapat memenuhi apa yang difirmankan oleh Allah seperti tersebut diatas. Tunjukkanlah / usahakanlah dengan banyak berbuat kebajikan kepada sesama hamba Allah, jauhkanlah hal-hal yang dapat memecah belah persatuan bangsa, lebih-lebih sesama agama Islam dengan berpegang teguh pada ayat-ayat tersebut. Mudah-mudahan Allah akan memberi petunjuk dan hidayahnya kepada kita sekalian untuk keselamatan di dunia dan di akherat kelak. Karena Allah yang memiliki ini semua, marilah kita meminta keredhoannya dan sangat berbahagialah orang-orang dapat petunjuk dan hidayah Allah SWT.
Sangat penting kiranya apabila kita mengerti status serta kedudukan keberadaan Manusia atau kita semua di Alam semesta ini, untuk itu marilah kita sama-sama memperhatikan pada kata-kata mutiara Islam yang citranya akan dapat kita jadikan pengertian tersendiri bagi diri kita masing-masing guna untuk memperkuat Iman Islam kita dapat pula membuka mata hati kita bersama, hinga benar-benar kita lebih menyadari lagi kehadiran serta status dan fungsi Manusia atau kita sebagai hamba Allah, seperti di tuliskan dibawah ini :
“Bimakanna Makanaa Bimayaakun Maya’kunaa”
Bahasa Indonesianya :
Sesuatu yang telah ada di Alam semesta ini adalah kehendak Allah.
Sesuatu yang telah ada di Alam semesta ini adalah kehendak Allah.
Demikianlah artinya kata-kata mutiara ini, memang sungguh indah sekali pengertiannya, telah cukup gamblang penjelasannya bahwa benar-benar keberadaan Manusia dimuka bumi ini adalah bukan semata-mata keinginan kita sendiri dan juga bukan kehendak kedua orang tua kita atau ibu bapak kita, karena sesungguhnya ia tidak kuasa membuatnya, bisa juga diartikan karena cinta saja kehadiran kita ini mengingat kedua orang tua itu adalah merupakan penyebab belaka, justru karena karunia Allah, Manusia dilengkapi Akal dan Pikiran serta kehendak atau keinginan, sudah barang tentu dapat digunakannya kehendak dan pikiran itu sesuai dengan fungsinya agar kita memahaminya benar-benar, religius melihat kedalam dengan arti tidak sia-sia Allah karuniakan Akal dan Pikiran itu, dengan kata lain bahwa seluruh umat Manusia di Alam semesta ini keberadaanya bukan boleh memesan dan mungkin ia pun tidak pernah meminta untuk dijadikan Manusia, cobalah anda renungkan sejenak.
Saudara-saudara warga kekeluargaan, muslimin dan muslimat serta para pembaca yang budiman, sangat wajib kita sadari kalau Allah sendiri telah menyuratkan pada suatu ayat, sesungguhnya anak cucu Adam sangat dimuliakan oleh Allah, apakah kiranya anda tidak merasa bahagia (?) mbok tahu dirilah sedikit. Maka oleh karena itulah penyampaian oleh majelis muzakaroh warga kekeluargaan lebih menitik beratkan kepada pendengaran supaya berusaha mengenal dirinya sendiri, maksudnya agar kita mempunyai rasa terima kasih kepada Allah SWT. Yang telah menghidupkan kita serta nikmat-nikmatnya yang tiada ternilai itu yang sama-sama kita rasakan. Marilah kita bersama-sama menjadi orang yang pandai bersyukur dan marilah kita usahakan untuk menambah cara berpikir yang sudah berkurang sesuai dengan keadaan jaman dan ingatlah bahwa ajaran Islam sanggup mengikuti dan mengubah perkembangan jaman, walaupun kini sudah termasuk jaman serba mutakhir dengan peralatan canggih, Islam tidak sampai disitu saja, makanya kita sangat heran kalau masih ada sebahagian orang yang masih berpikir dari situ kesitu lagi.
Sebagian insan yang masih mengenal diri, sadar akan kewajiban serta mengerti apa yang wajib dikerjakan selama hidup dan dapat membuktikan keimanannya serta dapat mengerjakan perintahnya dan patuh dengan menjauhkan segala larangan Allah Yang Maha Kuasa, yang berarti ia berusaha dengan penuh kesadaran untuk memenuhi apa-apa yang telah diterangkan serta ditunjukkan oleh Al Qur’annul Karim, seperti tersurat dibawah ini :
“Waaksina Yuhibu Muhsinina”
Bahasa Indonesianya :
Berbuatlah kebajikan terhadap sesamamu, atau terhadap orang lain, karena sesungguhnya Allah sangat senang kepada orang yang suka berbuat kebaikan.
Berbuatlah kebajikan terhadap sesamamu, atau terhadap orang lain, karena sesungguhnya Allah sangat senang kepada orang yang suka berbuat kebaikan.
Begitulah apa yang diartikan oleh pujangga Islam terdahulu, dalam firman ataupun ayat tersebut diatas cukup jelas kiranya pengertian ini kepada kita sekalian yang sangat perlu kita ambil sebagai contoh untuk dilaksanakan oleh setiap insan yang mengaku beriman, dapat anda pelajari sejarah Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW yang berasal dari keluarga yang mampu (kaya) ternyata tidak ada peninggalannya yang ia pergunakan untuk penyebaran dan pengembangan agama Allah yaitu agama Islam.
Dan kini bagaimanakah yang anda lakukan selama ini (?) apabila benar-benar cinta dengan Nabi Besar tersebut yang katanya sebagai pewarisnya bukanlah semata-mata mencari harta dan cerita dalam membangun dan mengembangkan Agama Allah, tentunya akan mengutamakan citranya agama Islam itu.
Karena telah diutarakan oleh Rasulullah SAW bahwa Allah lebih suka dan senang kepada orang-orang yang berbuat kebajikan, cobalah sejenak anda renungkan, sebagian dari para penyampai amanat Allah, bahkan yang ia lakukan adalah sebaliknya sedangkan telah pula kita diperingatkan oleh salah satu firman Allah : carilah Guru yang tidak mengharapkan upah dari padamu.
Itulah sesungguhnya orang-orang yang dipimpin oleh Allah, maka oleh karena itu carilah penyampai-penyampai agama Allah yang semata-mata bertawakal kepada pemiliknya.
Apabila anda ingin mendapatkan petunjuk-petunjuk Allah langsung yang membawa anda keselamatan dunia dan akherat yang menjadi tujuan dan idaman bagi setiap insan yang beragama terutama Islam, berbaktilah yang sebenar-benarnya bukan kata-kata saja tetapi disertai dengan perbuatan yang nyata untuk memenuhi ayat Allah tersebut diatas dan Rasulnya, lakukanlah sebanyak mungkin perbuatan-perbuatan yang disukai Allah menurut kemampuan anda masing-masing. Terutama kepada kekeluargaan, ketahuilah oleh anda bahwa penyampaian majelis muzakaroh warga kekeluargaan lebih dititik beratkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang memberi manfaat dan berguna bagi setiap insan yang percaya kepada Maha Penciptanya yaitu Allah SWT.
Selanjutnya marilah kita perhatikan bersama apa-apa yang diterangkan oleh Rasulullah SAW dengan tegas yang telah disampaikan kepada kita sekalian umat yaitu beragama Islam / pengikut-pengikutnya sebagaimana ditulis dibawah ini :
“Inna Diinnie Dinuu Insyaniatin Dinnuu Adilatin Wa Hifmaulil Arodil”
Bahasa Indonesianya :
Sesungguhnya Agamaku adalah Agama Perikemanusiaan dan Agama Prikeadilan serta menjaga terhadap kesusilaan.
Sesungguhnya Agamaku adalah Agama Perikemanusiaan dan Agama Prikeadilan serta menjaga terhadap kesusilaan.
Demikianlah penerangannya dari para pujangga-pujangga Islam, mengartikannya daripada sabda Rasulullah SAW, jelas dan tegas bahwasanya Agama Islam adalah Agama Perikemanusian dan Keadilan, sudah dengan sendirinya; kata-kata Rasulullah perlu diyakinkan dan dilaksanakan sepenuhnya, bukan sekedar di hafal dan dibaca saja, karenanya hal tersebut mempunyai makna yang cukup luas dan dalam. Justru itulah pada sesungguhnya Muhammad SAW, mendapat anugrah Rasulullah dan hingga saat ini walaupun beliau telah wafat masih saja namanya disebut dengan kata lain tidak bisa dipisahkan dengan asmanya Allah, yang dalam arti beliau adalah pengemban amanat dan wibawa Allah SWT.
Saudara-saudara jama’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan serta kaum muslimin dan muslimat para pembaca yang dimuliakan Allah, sudahkah anda berbuat serta melakukan tugas hidup sehari-hari selama ini (?) seperti yang dimaksud oleh Rasulullah itu, inipun adalah salah satu sunahnya yang sangat wajib dikerjakan oleh setiap yang mengaku dirinya adalah Umat Nabi Muhammad SAW, bukan hanya sekedar jadi setan aku-aku saja, dan oleh karenanya anda renungkan baik-baik dan kepada saudara-saudaraku terutama warga kekeluargaan, lihatlah dimuka bagaimana keadaam dunia Islam dewasa ini, dan bagaimana pula di tanah air kita Indonesia yang tercinta ini yang sedang membangun mental dan spiritual diseluruh penjuru tanah air yang saling menonjolkan kemampuannya serta merebut kebenarannya masing-masing sehingga mengabaikan persatuan dan kesatuan bangsa, maka oleh sebab itu sejalan dengan lajunya perkembangan jaman hendaknya kekeluargaan merubah pola berpikir agar tidak berdiam diatas satu juta tahun yang lewat. Dan sesungguhnya pengakuan anda dengan apa yang tersurat diatas. Islam tidak mengajarkann saling membunuh dan saling baku hantam. Ingatlah anda diciptakan Allah bukan untuk itu, ialah semata-mata untuk berbakti kepada Allah, justru itu keberadaan kita di muka bumi ini adalah merupakan saksi utama yang harus dipertanggung jawabkan kesaksiannya itu. Janganlah anda menjadi saksi yang bohong. Cobalah perhatikan ucapan-ucapan anda dan dimana letak kebenarannya apabila anda sendiri tidak pernah tahu yang anda saksikan itu ……. Pikirkanlah.
Alangkah indahnya apabila bangsa Indonesia yang beragama Islam terutama para tokoh Islam di tanah air dapat benar-benar melaksanakan apa yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW diatas tadi, serta menyampaikan dengan penuh keikhlasan, pasti dalam waktu relatip singkat terciptalah suasana aman dan tenang. Dengan sendirinya timbullah rasa saling pengertian antara sesama pemeluk agama, terutama agama Islam yang memang banyak terdapat perbedaan dalam cara/pola berpikirnya, lebih-lebih terhadap agama lain, maka oleh karena itu marilah kita perhatikan firman Allah pada Surat An Nisaa ayat 136 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا
“Ya Ayu Haladzina Amanuu Aminu Billahi Warosulihi Walkitabiladzi Nazala ’ala Rosulihi Walkitabiladzi Anzala Minqublu Wamayakpur Billahi Wamalaikatihi Wakutubihi Warosulihi Walyaumil Akhiri Faqod Dhola Dlolala Ba’ida”
Bahasa Indonesianya :
Hai orang-orang yang beriman tetaplah beriman kepada Allah dan RosulNya, serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan Hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. Demikianlah telah kita terima penjelasan ini baik arti dan maknanya yang dituturkan ayat suci tersebut diatas oleh para pujangga Islam pada jaman dahulu, sudah barang tentu bagi orang-orang beriman kepada Allah dan Kitab-kitabnya pasti akan terbukalah pemikirannya yang mungkin selama ini banyak salah dalam menerapkan Iman Islamnya, sebab apabila kita kurang dapat memahami apa-apa yang difirmankan oleh Allah akan tidak sempurna juga pelaksanaannya dan pasti terkena ancaman ayat tersebut, karena kita sadar bahwa yang ngomong itu adalah Allah sendiri. Justru oleh karena itu perhatikanlah baik-baik dan ingatlah oleh anda bahwa agama Islam adalah agama yang paling tinggi dan sempurna, maka hendaknya pengakuan anda wajib di realisasikan dengan perbuatan-perbuatan nyata, bukan hanya sekedar ucapan saja, kiranya perlu anda pahami bahwa Manusia diciptakan oleh Allah tidak untuk saling membenci ataupun saling salah menyalahkan terhadap sesamanya, maksudnya agar kita dapat tidak tergolong orang-orang yang disesatkan, maka dengan teguran ayat tersebut hendaklah jauhkanlah Anda dari sifat dan perbuatan-perbuatan tercela atau tidak mau mengakui kehadiran agama ataupun kitab-kitab yang lain, kecuali hanya Al Qur’an saja dan Rasulullah itu, apabila demikian halnya maka sangatlah bertentangan dengan keinginan dan cita-cita Allah SWT, sedangkan kita telah sepenuh hati menyatakan bahwa sesungguhnya Manusia itu tidak punya daya upaya selain Allah, sebaiknya hal tersebut janganlah diucapkan dibibir saja, justru karena mungkin anda memahaminya sehingga dalam pelaksanaannya sangat bertolak belakang dan cobalah usahakan supaya jangan membelenggu pikiran anda sendiri, sadarilah karunia Allah adalah Akal dan Pikiran yang wajib kita manfaatkan dan kita gunakan sesuai dengan Fungsinya, Maha Suci Allah.
Hai orang-orang yang beriman tetaplah beriman kepada Allah dan RosulNya, serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan Hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. Demikianlah telah kita terima penjelasan ini baik arti dan maknanya yang dituturkan ayat suci tersebut diatas oleh para pujangga Islam pada jaman dahulu, sudah barang tentu bagi orang-orang beriman kepada Allah dan Kitab-kitabnya pasti akan terbukalah pemikirannya yang mungkin selama ini banyak salah dalam menerapkan Iman Islamnya, sebab apabila kita kurang dapat memahami apa-apa yang difirmankan oleh Allah akan tidak sempurna juga pelaksanaannya dan pasti terkena ancaman ayat tersebut, karena kita sadar bahwa yang ngomong itu adalah Allah sendiri. Justru oleh karena itu perhatikanlah baik-baik dan ingatlah oleh anda bahwa agama Islam adalah agama yang paling tinggi dan sempurna, maka hendaknya pengakuan anda wajib di realisasikan dengan perbuatan-perbuatan nyata, bukan hanya sekedar ucapan saja, kiranya perlu anda pahami bahwa Manusia diciptakan oleh Allah tidak untuk saling membenci ataupun saling salah menyalahkan terhadap sesamanya, maksudnya agar kita dapat tidak tergolong orang-orang yang disesatkan, maka dengan teguran ayat tersebut hendaklah jauhkanlah Anda dari sifat dan perbuatan-perbuatan tercela atau tidak mau mengakui kehadiran agama ataupun kitab-kitab yang lain, kecuali hanya Al Qur’an saja dan Rasulullah itu, apabila demikian halnya maka sangatlah bertentangan dengan keinginan dan cita-cita Allah SWT, sedangkan kita telah sepenuh hati menyatakan bahwa sesungguhnya Manusia itu tidak punya daya upaya selain Allah, sebaiknya hal tersebut janganlah diucapkan dibibir saja, justru karena mungkin anda memahaminya sehingga dalam pelaksanaannya sangat bertolak belakang dan cobalah usahakan supaya jangan membelenggu pikiran anda sendiri, sadarilah karunia Allah adalah Akal dan Pikiran yang wajib kita manfaatkan dan kita gunakan sesuai dengan Fungsinya, Maha Suci Allah.
Berbuat dan bekerja untuk menuju tuhannya, maka pasti anda akan menemuinya.
Saudara-saudara warga kekeluargaan kaum muslimin dan muslimat, terutama para penerus perjuangan bangsa, hendaknya dipahami baik-baik apa yang dimaksud oleh firman Allah tadi dan tertuju kepada siapa dan pula kepada yang bagaimana, hal ini saya serahkan anda untuk mengartikan sendiri, sangat wajib seandainya anda ingin untuk menemui kekasih anda, silahkan saja dan bagi orang yang ingin tetapi belum pernah merasakan nikmatnya berdialog dengan Tuhannya, sebaiknya berusahalah dan ingatlah pada pernyataan ayat suci yang sangat wajib kita kerjakan, apabila benar-benar kita mengaku berbangsa Indonesia yang beragama Islam taat dan patuh kepada yang menjadikan Alam semesta ini, termasuk anda ataupun kita Manusia didalamnya. Nah apakah kiranya anda tidak pernah merasakan rindu ataupun kangen ingin bertemu dengan kekasih yang didamba itu (?) sedangkan dialah yang menciptakan anda taupun kita, saya yakin semenjak anda dihadirkan ke muka bumi ini sampai detik inipun hanya mendengar kata-kata orang lain ataupun mendapat cerita-cerita dari para guru atau ustadz-ustadz saja, yang sesungguhnya pasti belum merasakannya. Jadi selama ini kecintaan serta kerinduan anda kepada Yang Maha Pencipta itu saya umpamakan sebagai orang bertepuk sebelah tangan, dan cobalah anda perhatikan lagi firman Allah seperti telah dituangkan pada salah satu ayat yang lain yaitu : Sesungguhnya aku tidak mengajarkan kepada Muhammad; syair atau cerita kosong dan aku ajarkan dia peringatan-peringatan dan Al Qur’an yang jelas dan terang. Masihkah anda kurang jelas (?) Al Qur’an bukanlah sekedar cerita belaka, sangatlah perlu dijajaki oleh anda bahwa setiap insane yang berkeinginan keras dan ikhlas, insyaAllah saya yakin anda akan dapat memenuhi apa yang disuratkan atau pertunjuk ayat tersebut hingga dapat membuktikan serta merasakan sendiri atas kebenaran, bukan kata orang lain. Sesuai dengan petunjuk Al Qur’anul Karim yang sama-sama kita imankan, tetapi banyak terlupakan atau sengaja dilupakan, sesuatu ayat wajib kita lakukan, yaitu yang menyangkut sodakoh demi kebersihan dan keredhoannya yang menjadi dambaan setiap umat Islam, sebab selain dari pada Sholat dan Ibadah lainnya yang diwajibkan seperti Fitrah dan Jariah, sebagaimana yan dicontohkan oleh Nabi Besar Muhammad SAW, dalam salah satu usahanya untuk insan yang ingin dapat memenuhi selaku utusannya, yaitu Allah SWT, yang tertuang dalam Surat Adz Dzaariyaat ayat 19 yang berbunyi sebagai berikut :
وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
“Wafhi Amwalihim Haqullysaa’ilie Walmahrum”
Bahasa Indonesianya :
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.
Didalam harta benda atau kekayaan serta rizki yang anda miliki itu ada haknya dari orang-orang yang terpaksa meminta, ialah haknya yatim piatu, pukaro walmasakin.
Demikianlah makna ataupun arti yang dimaksud ayat tersebut diatas, yang telah dijelaskan oleh para ahli kitab, memang adalah sangat besar sekali dan sungguh wajib hukumnya namun sekalipun sudah tahu, tapi cukup segan rupanya, karena hasil boleh dari cape dan memeras keringat masa harus dikeluarkan begitu saja, tetapi apabila kita mempunyai keinginan untuk kesempurnaan iman Islam serta ingin mendapatkan ketenangan hidup yang tanpa keraguan, hal mana wajib kita keluarkan mengingat itupun menjadi persyaratan mutlak bagi setiap insane yang ingin menemui tuhannya, cobalah anda perhatikan apa yang Rasulullah contohkan kepada kita sekalian, harta kekayaannya yang begitu berlimpah habis dipergunakan semata-mata untuk kesempurnaan Iman dan perjuangannya dalam menegakkan agama Allah sampai pada saat diangkatnya beliau menjadi seorang INSAN KAMIL MUKAMIL, Rasulullah juga diberi kesempatan untuk berdialog ataupun beraudensi denganNya, yaitu kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Tinggi, jadi jelaslah sudah kita ketahui, tidaklah kemulian itu datang dengan serta merta begitu saja, keredhoan serta gelar dapat dicapai … tidak, itu adalah membutuhkan kelapangan dada dan keikhlasan hati.
Cobalah Anda perhatikan apa yang di firmankan Allah yang menyatakan kepada kita sekalian sebagai salah satu peringatan, ialah setiap insan / Manusia yang sungguh berbuat.
Bilamana kita telah mengerti dan memahami firman dan ayat-ayat suci Al Qur’an, sudah barang tentu mengerti apa yang diterangkan dari beberapa ayat yang perlu diperhatikan oleh kita sekalian, sebagaimana tersurat pada ayat 59 Surat An Nisaa :
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا
“Fa’in Tanaaza’tum Fii Syai’in Parudduhuu Ilallahi Warosulli Inkuntum Tu’minuuna Billahi Wal Yaumil Akhir Dzalika Khairuun Waakhsaanu Ta’wilaa”
Bahasa Indonesianya :
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (Hadist), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (Hadist), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Demikianlah arti dan makna yang diterjemahkan oleh pujangga Islam dahulu, atas ayat-ayat tersebut kepada kita sekalian, cukup jelas sudah bahwasanya ayat tersebut merupakan peringatan bagi kita, apabila anda berselisih mengenai sesuatu, maka hendaknya kembalikanlah kepada Allah dan Al Qur’an ataupun pada petunjuk-petunjuk Rasulullah, maksudnya agar kita tidak berkepanjangan dalam perselisihan tersebut sehingga tidak membawa pengorbanan atau agar kita tidak merasa benar sendiri, orang lain salah, cobalah lihat Al Qur’an, itulah peringatan-peringatan yang dituangkan didalam Al Qur’an yang sama-sama umat Islam mengimamkannya dan bagaimanakah kenyataan atas apa-apa yang dilakukan oleh kita semua (?) terutama Islam yang ada di tanah air sendiri, perlu kita pahami benar ayat peringatan tersebut, baik yang menyangkut ajaran dan tuntunan sesama agama. Janganlah Cuma mengaku saja, setiap Islam itu adalah saudara, kalau Cuma dibibir saja pikirkanlah oleh anda sendiri, lebih-lebih lagi orang yang beragama Islam mencampuri politik, yang pasti banyak sekali terjadi perselisihan yang dilakukannya sampai-sampai membawa pengorbanan sesama Islam, jelaslah orang tersebut sangat bertolak belakang dengan ajaran Islam atau sangat bertentangan kepada sifat-sifat kasih sayang Allah, justru pula perlu diingat bahwa kehadiran Manusia di muka bumi ini ditentukan tidak punya daya upaya selain Allah.
Saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat warga kekeluargaan, para pembaca yang budiman, kini kita telah banyak memperhatikan ayat-ayat suci Al Qur’an yang menerangkan dari beberapa hal dan marilah kita syukuri yang sedalam-dalamnya bahwasanya kita sampai saat ini masih memahami petunjuk-petunjuk Al Qur’an yang membawa keberkahan dan keselamatan serta membuktikan atas kekuasaan Allah dan kebenarannya melalui apa yang ditunjuki pada ayat 2 Surat Al Anfaal, yang berbunyi :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Innamal Mu’minnuna Ladzina Idza Dzukirollahu Wajilat Qulubuhum Waidza Tuliyat ‘Alaihim Aayatuhu Zadathum Imaanan Wa’ala Robbihim Yatawakkaluun”
Bahasa Indonesianya :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Asma Allah Gemetarlah Hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambah Iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Asma Allah Gemetarlah Hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambah Iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal.
Sangatlah jelas sekali terjemahan firman Allah diatas, oleh para ahli kitab menerangkan kepada kita sekalian, apa yang menjadi arti serta maknanya, yang kiranya tak perlu lagi dibantah kebenarannya, memang hal ini tergantung pada anda sendiri, dapat dibuktikan kenyataannya oleh kita atau tidak. Sesungguhnya firman Allah itu tidaklah bohong, apabila anda itu percaya benar kepada yang menjadi anda sendiri, bukan cuma percaya tanpa tahu, itu sama juga bohong namanya.
Justru karena itu hendaknya perhatikanlah isinya apa yang terkandung di dalam ayat tersebut dan ingatlah oleh anda sendiri bahwasanya Allah tidak menjadikan Manusia itu berbeda-beda bahan kejadiannya dari dulu sampai sekarang, yang beda hanya taqwanya, kecuali hanya Adam dan kini bagi anda yang belum memahami ayat tersebut serta hanya ingin dapat membuktikannya, cobalah renungkan baik-baik ayat itu dengan penuh keimanan dan serahkan kepercayaan itu semata-mata hanya kepada Allah SWT, sebab kita umat Islam yang ada di Indonesia sebahagian mengikuti jejak dan sunah Nabi. Sedangkan Nabi Besar Muhammad SAW, juga telah menyerahkan dirinya kepada Allah Yang Maha Pencipta dan pula Nabi telah mengakui bahwasanya Allah itu sebagai satu-satunya Pemimpin yang perlu ditaati dan dipatuhi dari segala perintah dan larangannya.
Dan cobalah anda lakukan penyerahan diri dengan sebenar-benarnya taqwa, barulah anda akan dapat merasakan Kebesaran dan Kenikmatannya melalui Getaran Hati yang langsung dari hasil penyerahan mutlak kepada Allah Yang Maha dari sekalian yang paling Maha, tidak hanya sekedar dibaca saja, dan capailah keredhoan dan kebesaran yang hakiki demi dunia dan akheratmu.
Dengan banyaknya bangsa Indonesia yang beragama Islam, masih saja kurang memahami ajaran yang dibawakan oleh Rasulullah SAW, yang masih berpendirian dangat membeda-bedakan sesama hamba Allah, yaitu Manusia yang kadang-kadang berpikirannya serta tindakannya sangat bertentangan dengan ajaran Al Qur’an, sehingga melupakan kasih sayang terhadap sesamanya atau melupakan perikemanusiaan, sebagaimana ayat yang diterangkan oleh surat :
“Laiysa Minna Ma’laam Yu Ro’ii Hiffatan Banie Adam”
Bahasa Indonesianya :
Tidaklah termasuk umatku / pengikutku siapa saja yang tidak mempunyai belas kasih (kasih sayang) serta perikemanusiaan terhadap sesama anak cucu Adam.
Tidaklah termasuk umatku / pengikutku siapa saja yang tidak mempunyai belas kasih (kasih sayang) serta perikemanusiaan terhadap sesama anak cucu Adam.
Begitulah
penjelasannya dari penyebar-penyebar Islam jaman dahulu, memberikan pengertian
ayat tersebut diatas kepada orang-orang yang percaya kepada Allah dan Al
Qur'an.
Penerangan ini
sungguh gamblang sekali bagi umat Islam yang Mata Hatinya telah terbuka dan
juga pola berpikirnya tidak dari situ kesitu lagi, karena telah cukup dipahami
olehnya. Bahwasanya hanya Allah sajalah yang akan dapat menentukan segala
sesuatunya baik di dunia maupun di akherat kelak. Bukanlah Manusia yang
memberikan ketentuannya, maka maksud Allah itu hamba-hambanya hanya ditugaskan
untuk banyak berbuat saja, amal atau kebaikan kepada sesamanya, yaitu Manusia
di muka bumi ini, dan di muka bumi hanya berasal mula dari Adam dan Hawa yang
berbeda hanyalah tempat lahirnya saja (negerinya) dan warna kulitnya serta
nama-nama bangsa saja. Adapun Rasa dan Keinginan adalah Sama.
Saudara-saudara
kaum muslimin dan muslimat para pembaca, Warga Kekeluargaan yang dimuliakan
Allah, perhatikanlah baik-baik ayat tersebut diatas, sebab apabila kita lengah
dan lupa sehingga tidak bisa memenuhi sebagaimana yang tersurat diatas tadi,
sudah barang tentu anda terkena ancaman-ancaman firman Allah, yang artinya Anda
tidak diakui, keluar dari Umatnya, dan janganlah Anda termakan oleh
pancing-pancing pengadu domba sesama umat Islam, sebab hal ini yang jelas akan
merugikan Anda sendiri.
Mudah-mudahan
dengan memahami status dan fungsi Anda di muka bumi ini Allah pelihara
Kehidupan yang insya-Allah membawa kita berhasil pada tujuan Hidup ini kearah
Kemenangan Lahir, Bathin, Dunia maupun Akherat yang diawali dari Kebahagian,
Kesehatan tabiat Anda, sehingga dapat berpikir sehat dan sempurna sesuai dengan
petunjuk-petunjuk Al Qur'an dan Hadistnya.
Pola dan cara
berpikir seseorang memang berbeda-beda juga, tingkat pengertiannya tidak sama,
yang sehingga tidak jarang terjadi kesimpangsiuran dan tanggapan-tanggapannya
yang menimbulkan perpecahan-perpecahan sesama kepercayaan, baik dari
golongan-golongan apapun yang kadang-kadang juga membawa pengorbanan.
Firman Allah
menyratkan pada suatu Ayat :
"Faman Kanaa Yarjulika Robbihie Fal
Ya'malamalan Sholihaan Watyusrik Biibadatie Robbihie Ahadaa"
Bahasa Indonesianya :
Barangsiapa yang
ingin berjumpa/bertemu dengan Tuhannya (Allah) hendaklah mengerjakan atau
melakukan sesuatu perbuatan yang baik dan janganlah menyekutukan Allah dalam
Sembahyang atau dalam Ibadah.
Demikianlah arti
dan maknanya dari ayat tersebut diatas yang diterjaemahkan oleh para
pujangga-pujangga Islam, pengertiannya sudah jelas bukan (?). Jadi hal ini
memerlukan pemahaman apa ang dimaksud oleh Allah itu, justru orang-orang yang
bisa memahaminya adalah orang yang telah mengenal Allah dan mengenal apa dan
siapa yang sebenarnya diri sendiri, pada sesungguhnya sangat berbahagia sekali
bagi Insan yang telah dapat berdialog dan berorientasi dengan penciptanya
sendiri. Karenaya telah dijelaskan oleh salah satu ayat bahwa hambanya-hambanya
yang soleh itu selalu pula berkomunikasi dengan tidak mengenal waktu kepada
Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, justru orang-orang yang selalu berhubungan
dengan Tuhannya yaitu Allah. Mengerti dan tahu bukan dapat mengambil pendapat
ataupun kepandaian dari orang lain, dan benar-benar ia menerima petunjuk dari
yang mempunyai Agama itu sendiri, yaitu Allah Rabbul'alamin. Itulah sebabnya
Islam adalah Agama yang paling tinggi dan sempurna dari Agama-agama yang lain.
Dan cobalah kita
perhatikan bagaimana Allah menjelaskan suatu ayat Al Qur'an, marilah kita
sama-sama menerima dan memahaminya dengan benar, supaya kita bisa mengambil
kepastian Iman Islam kita didalam mengemban Hidup Semesta ini, bagaimana tertuang
dalam firman Allah surat ayat yang berbunyi :
"Inni Tawakaltu 'Alallahi Robbihi
Warobbikum'Mindabbatin Illa Robbihi 'Alaasirotihim Mustaqim"
Bahasa
Indonesianya :
Saya bertawakal
kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu dan semua binatang melata di muka bumi ini,
dialah yang menguasainya. Sesungguhnya Allah Maha Suci dan Benar serta Adil.
Demikianlah
pengertiannya cobalah Anda pikirkan baik-baik arti dan makna dari ayat tersebut
diatas yang menerangkan kepada kita selaku hamba-hambnya yang beriman, sudah
barang tentu maksudnya agar kita Manusia / hambanya mengerti/. Baik tentang
keadilan Allah maupun kebenarannya itu dan pula dari sejak awal Manusia sudah
disuruh untuk menuntut Ilmu Alah agar kita jauh-jauh meinggalkan sifat-sifat
yang tercela seperti : Ingin Hidup sendiri, Ingin Benar sendiri orang lain
tidak, Syirik Pidik kemampuan orang lain. Dan ketahuilah oleh Anda sendiri
bahwasanya yang dihidupkan di muka bumi ini bukanlah Manusia saja tau bangsa Indonesia
saja atau orang yang beragama Islam saja, tapi juga makhluk-makhluk lain, di
muka bumi, karena dengan keadilan Allah. Cobalah Anda ambil inti sarinya dari
ayat suci tersebut diatas itu adalah firman Allah.
Saudara-saudara Warga Kekeluargaan para pembaca muslimin dan muslimat yang sangat dicintai Allah, untuk dapat kita mengerti dan maksud dan tujuan Allah dalam Al Qur'an, maka pahamilah baik-baik apa yang sudah disuratkan oleh ayat tersebut agar kita tidak saling berebut Kebenaran yang mengakibatkan pertengkaran antara sesamanya, lebih-lebih antara sesama agama Islam. Apabila Anda benar-benar mengakui telah menyerahkan Diri terhadap Allah SWT, tak mungkin lagi Anda keliru, karena pasti Allah akan menuntun dijalan yang benar dan baik dan tidak mungkin lagi Iman Islam Anda akan semerawut dan simpang siur, tentunya akan menjauhkan sejauh-jauhnya hal-hal yang membawa kesesatan hidup kelak, justru karena itu marilah kita sama-sama mengartikan firman atau ayat-ayat yang telah sama-sama kita Imankan agar supaya tidaklah sia-sia, akibat dari ketidaktahuan dan kepahaman kita itu dan kini jadikanlah untuk lebih dapat meningkatkan pengabdian diri kepada sesama insan, bertaqwalah (menyerahlah) kepada Allah yan sebenar-benarnya menyerah, demi keselamatan baik sekarang maupun nanti kelak.
Saudara-saudara Warga Kekeluargaan para pembaca muslimin dan muslimat yang sangat dicintai Allah, untuk dapat kita mengerti dan maksud dan tujuan Allah dalam Al Qur'an, maka pahamilah baik-baik apa yang sudah disuratkan oleh ayat tersebut agar kita tidak saling berebut Kebenaran yang mengakibatkan pertengkaran antara sesamanya, lebih-lebih antara sesama agama Islam. Apabila Anda benar-benar mengakui telah menyerahkan Diri terhadap Allah SWT, tak mungkin lagi Anda keliru, karena pasti Allah akan menuntun dijalan yang benar dan baik dan tidak mungkin lagi Iman Islam Anda akan semerawut dan simpang siur, tentunya akan menjauhkan sejauh-jauhnya hal-hal yang membawa kesesatan hidup kelak, justru karena itu marilah kita sama-sama mengartikan firman atau ayat-ayat yang telah sama-sama kita Imankan agar supaya tidaklah sia-sia, akibat dari ketidaktahuan dan kepahaman kita itu dan kini jadikanlah untuk lebih dapat meningkatkan pengabdian diri kepada sesama insan, bertaqwalah (menyerahlah) kepada Allah yan sebenar-benarnya menyerah, demi keselamatan baik sekarang maupun nanti kelak.
Mudah-mudahan
Allah akan menerima semua amal bakti kita sekalian terutama Warga Kekeluargaan
oleh Allah SWT Yang Maha Adil dan Kuasa.
Kemungkinan
apabila ditinjau dari sudut hakiki Agama Islam melalui Nabi Besar Muhammad SAW,
menghimbau kepada pengikut-pengikut Islam pada saat itu yang mana diketahuinya
banyak yang mengucapkan terimakasih kepada Allah hanya sampai di bibir saja
sehingga tercetuslah firman Allah ini seperti yang tersurat pada ayat 13 surat
Saba yang berbunyi sebagai berikut :
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
“Waqoliyluu
Min Ibaadi Yasyakuur”
Bahasa
Indonesianya :
Hanya sedikit sekali hamba-hambaku yang
pandai berteima kasih dan bersyukur.
Demikianlah yang diuraikan dari ayat
tersebut diatas, oleh para penterjemah Firman Allah yaitu ahli-ahli kitab,
rupanya tidak dapat disangkal lagi kebenarannya, karenanya banyak bukti ingat
kepada Allah hanya pada keadaan / waktu susah atau menderita saja, tetapi tidak
jarang terjadi ia lupa bila dalam keadaan Bahagia, mengingat pada umumnya
kepercayaan / keimanan seseorang itu cukup hanya dengar dari bapak-bapak guru
ustadz-ustadz saja, tidak mau mencari yang selain dari kata-kata gurunya, harus
kita mengetahuinya sendiri, itulah baru namanya iman disertai tahu, sehingga
tidak akan terjadi peringatan ini oleh Allah sesuai dengan ayatnya tersebut
diatas dan kita boleh saja mengatakan iman ataupun bersyukur kepada Allah
tetapi kenyataannya untuk Anda / kita yang beragama Islam masih ditegur sedikit
sekali yang tahu diri.
Saudara-saudara para jama’ah Majelis
Muzakaroh Warga Kekeluargaan muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah,
renungkanlah oleh Anda baik-baik sebab sangat buruk sekali apabila kita ataupun
Anda termasuk / tergolong orang-orang yang beragama Islam tetapi tidak tahu
berterima kasih kepada Allah SWT. Dan cobalah periksa oleh Anda dimana letaknya
yang kita tidak mengenal dan tahu diri itu dan ingatlah baik-baik oleh Anda
sesungguhnya Allah melengkapi perwujudan Manusia dengan sempurna serta
karunianya Akal dan Pikiran yang tidak terpisahkan oleh diri sendiri, tentunya anugerah itu hendaknya
dipergunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Dan mudah-mudahan saja apabila Anda telah
memahaminya nantinya tidak lagi tergolong orang-orang yang banyak tetapi tidak
pandai berterima kasih dan tahu diri.
Selanjutnya marilah kita sama-sama
melanjutkan berusaha untuk mencari tentang kewajiban-kewajiban kita selaku umat
beriman dan sadar akan keadilan Allah yang telah mengelarkan langit dan bumi
disediakan untuk hamba-hambanya yang sholeh, memperkuat sifat-sifat yang Qidam
sebagaimana dijelaskan oleh salah satu ayat firman Allah dalam surat Al-Jumu’ah
: 10 yang berbunyi :
“Faidza
Qudliyati Sholatu Fantasyiruu Filardhi Wabtaghuu Min Fadlillah Wadzkuruulaha
Katsiroon La’alakum Tuflihunn”
Bahasa
Indonesianya
:
Apabila telah di tunaikan sembahyang,
maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah babyak-banyak supaya kamu beruntung.
Artinya apa-apa yang telah dijelaskan
oleh para ahli kitab tersebut tentunya akan jadi suatu bahanpemikiran bagi
orang-orang yang beriman dan tahu akan kewajiban-kewajibannya dan tidaklah
berpeluk dengkul saja, sebab agama Islam telah mengajarkan umatnya untuk
berjuang dan bekerja demi kesejahteraan hidup rumah tangganya sebagaimana yang
diterangkan oleh ayat tersebut diatas, jadi bukanlah tugasnya hanya berdo’a
saja, justru agama Islam mengajarkan agar pemeluknya rajin-rajin dan menggali
kekayaan yang tersimpan baik di bumi maupun dilangit yang disediakan untuk
hamba-hambanya yang sholeh, juga Islam tidak mengajarkan untuk bertadah tangan
pada orang lain dan ingatlah oleh Anda Allah telah cukup sediakan segala
keperluan hidup Manusia, terutama di tanah air sendiri yang subur dan makmur
dan segalanya ada, hendaklah disadarilah bahwa semua memerlukan ilmu
ketrampilan tangan-tangan Anda dan juga semua ini memerlukan pengolahan Manusia
tidak datang begitu saja. Seandaiya memang Allah telah sediakan itu semua,
tetapi masih merupakan bahan-bahan
semata dan diketahui oleh Anda bahwa kita Manusia ini telah ditentukan oleh
petunjuk Al Qur’an setiap Anda / Kita adalah Pemimpin. Seorang Pemimpin tentu
saja wajib memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan sesuatu kepemimpinannya
yang akan dipertanggungjawabkan kelak, cobalah Anda mengartikan benar-benar apa
yang dikatakan ahli syari’at itu, tentu saja tidak akan mengatakan lain, sudah
barang tentu tertuju artinya ialah ahliahli kerja atau ahli-ahli berbuat.
Bertitik tolak dari keberadaannya Manusia di
muka bumi ini, kita dapat berpikir yang sempurna, karena segala sesuatunya
Manusialah yang dijadikan buah pembicaraan antara Allah dan Malaikat dari sejak
zaman Nabi Adam AS. Hingga saat ini dan adapun yang di Langit serta di Bumi
semuanya disediakan untuk kepentingan Manusia sampai kepada permasalahannya,
baik hal-hal yang enak maupun hal-hal yang tidak enak, antara keduanya itu
Manusia pula yang akan merasakannya, sebagaimana yang diterangkan oleh salah
satu ayat / firman Allah di bawah ini :
“Wasyari’u
Illa Maqfirotin Min Robbikum Wajanatin Ardhuha Samaawati Walardhie Uldatlil
Mutaqin”
Bahasa Indonesianya :
Segeralah / cepat-cepat kamu menuju ampunan Allah dan masuklah syurga yang luas seperti langit dan bumi yang Allah sediakan untuk orang-orang yang memelihara dirinya dari perbuatan yang tercela atau kejahatan.
Segeralah / cepat-cepat kamu menuju ampunan Allah dan masuklah syurga yang luas seperti langit dan bumi yang Allah sediakan untuk orang-orang yang memelihara dirinya dari perbuatan yang tercela atau kejahatan.
Kini berpikirlah dengan tenang dan baik serta
perhatikanlah benar-benar arti serta maknanya dari firman Allah tersebut diatas
yang diterjemahkan para ahli-ahli kitab, dan penjelasan ini sekaligus membuka
mata hati atau pikiran kita, tidaklah tanggung-tanggung Allah menyediakan
syurga yang begitu luas, boleh dikatakan luasnya seluas langit dan sebumi, dari
dasar firman Allah-lah yang mengatakan ini, justru itu renungkanlah oleh Anda,
terutama pemuda-pemuda Indonesia yang beragama Islam, hendaklah penerangan ini
dipahami sendiri dengan baik, dijanjikan oleh
Allah bagi orang-orang yang dapat memelihara dirinya, hal mana akan
terjawab oleh hati setiap orang mukmin yang terbuka mata hatinya dan mengetahui
atas segala kebenarannya, dan bagi Anda yang sudah mengerti jagalah baik-baik,
perhatikanlah Alam / Bumi ini di hamparkan bukanlah untuk Manusia juga?. Dan Manusia
pula yang berkewajiban untuk mengatur serta mengelolanya, sebab hanya
Manusialah yang dipercayakan segala sesuatunya, karena Ia adalah Kholifah.
Saudara-saudara
Jama’ah Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan, muslimin dan muslimat serta para
pembaca yang berbahagia, karena Manusia yang merasakannya baik itu yang enak
maupun yang tidak enak, maka Manusia itu sendirilah yang wajib berbuat untuk
kepentingan sesamanya, agar ia mengerti status dan fungsinya di alam semesta
ini, yaitu hamba allah yang sholeh sebagai kholifah / pemimpin juga sebagai
sutradara yang memegang peranan, baik dan buruknya itu terletak pada pemegangn peranan
itu sendiri.
Perlu Anda pahami ajaran Islam mewajibkan
berpikir yang baik dan sempurna dalam mengemban hidup di alam semesta ini, dan
salah satu firman Allah mengetahui bahwa semua perwujudan yang ada di bumi ini
adalah perwujudan Allah.
Sangat wajib sekali setiap agama Islam dan yang
taat serta patuh dengan segala larangannya agar tidaklah sia-sia apa-apa yang
kita lakukan atau kerjakan dan sekurang-kurangnya Anda harus mengerti dan
mengetahui secara baik-baik apa-apa yang diterangkan baik ayat maupun hadist
Rasullullah, sebagaimana yang dijelaskan berikut ini :
“Wajibin
Ma’rifatullah ‘Alal Insan Qoblal Ibadah”
Bahasa Indonesianya :
Di wajibkan bagi setiap orang yang beragama Islam mengenal kepada Allah, sebelum ia mengerjakan sholat / sembahyang.
Di wajibkan bagi setiap orang yang beragama Islam mengenal kepada Allah, sebelum ia mengerjakan sholat / sembahyang.
Demikian arti atau maknanya dari hadist
Rasulullah tersebut yang dijelaskan atau dirawikan oleh ahli-ahli tafsir
terkemuka. Apabila demikian sudah tentu mengandung pengertian tersendiri, yang
bahwasanya hal tersebut sangatlah penting sekali, sebabnya Allah itu adalah
sebagai satu-satunya wadah dan sumber dari segala kejadian yang sangat perlu kita
ketahui sebelum kita mengerjakan kebaikan-kebaikan/ibadah yang berlandaskan
Islam, juga harus disertai pikiran dan akal yang sehat, mengingat ibadah itu
salah satu ajaran agama yang akan menolong kita kelak. Apabila tidak kita
ketahui terlebih dahulu tempat ataupun yang menjadi wadahnya, tentu saja akan
sia-sia pula ibadah kita itu.
Rasanya perlu kita mengerti dan tahu apa dan
siapa yang kita sembah itu, sebab pada umumnya semua umat Islam lain yang di
dunia, apabila telah menyebut asma Allah sudah tentu akan percaya, adapun
sejauh mana kepercayaannya kita hanya mengatakan iya saja, tetapi jelas kita
tidak tahu.
Saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat dan para pembaca sekalian hendaknya jangan cepat-cepat Anda mengambil kesimpulan bahwa baik ataupun buruknya, perhatikanlah dan telitilah baik-baik seandainya Anda telah mengerti bertanya pada diri sendiri, tanyakanlah lebih dahulu apabila Anda belum bisa memahami, hubungilah saudara-saudara kita yang telah mengenal dan tahu akan dirinya, sebab perlu diketahui sendiri, ajaran agama Islam baik untuk dirasakan sendiri, dan apabila buruk diterima sendiri, orang lain tidak dapat membantunya, karena menyangkut dosa dan pahala maka dari itu telitilah, usahakan sendiri oleh Anda, carilah sendiri agar cepat kita mengenalnya kepada yang kita sembah itu.
Apabila kita mau memahami dan mau meneliti
dengan tenang serta baik apa yang diberi petunjuk oleh Al Qur’an, pasti
mempunyai faedah yang cukup membawa kita kearah ketekunan dan ketawakalan,
seperti diterangkan oleh satu firman Allah dalam surat Al_Israa ayat 72.
“Waman
Kana Fiha Adzihiia’maa Fahua Filakhiroti A’maa Waadhollu Sabiylaa”
Bahasa Indonesianya :
dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akherat (nanti) ia akan lebih tersesat dari jalan yang benar.
Demikianlah penerangan yang berdasarkan firman
Allah dengan ayat suci Al Qur’an tadi yang diterjemahkan oleh para ahli kitab
zaman dahulu, arti yang dimaksud oleh ayat tersebut diatas, betul-betul
menggugah hati nurani setiap penganut Islam, sebab dalam pengertiannya itu sudah
barang tentu yang berkaitan dengan urusan Allah dan akherat yang sudah dengan
sendirinya apabila kita tidak mencari tahu sendiri, mungkin tentang apa dan
siapa yang disebut Allah, dan pula Alam akheratpun harus kita ketahui sedini
mungkin (sejak sekarang) selama masih hidup kita, agar sholat dan ibadah kita
tidak akan sia-sia, sebab hal ini tidak cukup hanya sekedar yakin saja, apabila
kita tidak pernah merasakan atau membuktikan sendiri dan kepada kita tentu sesama
yang beragama Islam pasti akan percaya atas firman Allah tersebut diatas, oleh
karena itu marilah sama-sama atas kebenarannya ayat tersebut agar jangan
sia-sia kepercayaan kita itu dan agar dapat memberikan pada kita keyakinan yang
seyakin-yakinnya hingga tidak ada lagi keraguan.
Saudara-saudara
para Jamaah muslimin dan muslimat Warga Kekeluargaan, para pembaca yang
budiman, cobalah anda bertanya pada diri pribadi, apakah benar semua penganut
agama Islam diwajibkan mengenal kepada Allah?. Dari dunia sampai akherat? Sebab
tanpa mengenal lebih dahulu kepada yang mempunyai dunia ini tak mungkin kita dapat
memenuhi ayat tersebut diatas. Justru itu cobalah Anda bertanya pada para
penceramah Islam yang selalu mendengungkan kata-kata hablum minallah, barangkali
beliau dapat memberikan bagaimanapun caranya untuk dapat berhubungan dengan
Allah SWT, itu sebabnya walau bagaimanapun harus dapat kita realisir ayat
tersebut kalau tidak akan terbentur atau sia-saia dan berarti tidak bertemu
dengan jalan akherat (gelap). Tiap-tiap gelap tentu adalah sesat bukan? Na’udzubillahi
min zalik. Ingatlah Anda dengan kata para ustadz (guru agama) beramal tanpa
ilmunya amalnya sia-sia tentu saja sebaliknya sembahyang tanpa mengenal yang
disembah juga akan sia-sia.
Saudara-saudara
Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan muslimin dan muslimat serta para pembaca
yang dimuliakan Allah, marilah kita sama-sama memperhatikan petunjuk Al Qur’an
yang diterangkan berdasarkan Mi’raj Nabi Besar Muhamad SAW, sebagaimana
berbunyi:
“Bismillahi Rokhmani Rohiem”
“Alhamdulillahi
ladzi asro biabdihi lailan minal masjidil harom ilal masjidil aqsho baroqna
linuriyahu min ayatina. Washolatu wassalamu’alam man arojabihie rukhul qudus bi
amrihi robbihie ilaa samawati wa’alaa ‘alahie wasbihi, alaadzina wa ashadu anna
Muhammad Rasulullah”
Bahasa Indonesianya :
Sekalian puja dan puji
adalah milik Allah yang menjalankan hambanya pada malam hari kebaitul maqdish
untuk melaksanakan serta memperhatikan kepadanya sebagian daripada kekuasaan
dan kebesarannya (Allah). Mudah-mudahan bercucuranlah rakhmat dan sejahtera atas
Nabi Muhammad SAW, yang dibawa naik oleh Jibril atas perintah Allah kelangitnya.
Keluarganya serta para sahabatnya yang membenarkan dia tentang apa-apa yang
dikabarkan kepada mereka dari hal Isro dan Mi’rojnya serta Wahyu yang telah
diterimanya; Saya bersaksi tidak adan Tuhan yang Wajib disembah kecuali Allah
dan Aku bersaksi serta mengetahui
bahwasanya Muhammad itu adalah utusan Allah.
Demikianlah penjelasannya dari ayat ini maka
firman Allah melalui Mi’rajnya Nabi Besar Muhammad SAW, yang diterjemahkan oleh
para ahli kitab atau oleh para pujangga Islam dahulu.
Disini kita dapat menilai dan mengukur
bahwasanya apa-apa yang diterangkannya tidak ada yang perlu disangsikan dan
dibantah atas kebenarannya, telah cukup jelas dan gamblang, cobalah Anda
renungkan sejenak, yang pertama Manusia statusnya serta fungsinya yang
mempunyai kedudukan yang paling tinggi derajatnya, itu telah dinyatakan oleh
Allah melalui Al Qur’an sampai pada Muhammad dijadikan alat peraga untuk
diperlihatkan, hanya perwujudan Manusialah yang diberi hak untuk membuktikannya
atas kekuasaan dan kebesarannya, agar Manusia selanjutnya mengerti dan tahu
bahwa Allah-lah yang berwenang di dunia maupun di akherat, yang jelas kini
secara langsung Allah telah membuktikannya yang dapat diakui umat Islam di
seluruh dunia ini dan setelah kita berpikir serta menemui cara-cara yang baik
dengan segala pengertiannya sesungguhnya tiada ada yang mustahil di permukaan
bumi ini apabila telah seizin Allah, cobalah Anda menoleh kebelakang keseratus
tahun yang lewat, Anda melihat Indonesia sebahagian besar hutan belukar, dan
kini dapat membuktikan sendiri betapa hebatnya serta keindahannya, adakah hal
tersebut terjadi dengan sendirinya? Justru karena itulah Al Qur’an tidak hanya
dibaca dan dihafal saja, dalam arti cobalah dihayati dan diamalkan serta
dicarikan arti dan pengertiannya yang dapat membawa manfaat. Dan dinikmati dan
dirasakan sesama hamba Allah yang masih hidup di muka bumi, kita semua pembaca-pembaca
Al Qur’an telah mengatakan bahwasanya Manusia diciptakan Allah bukan hanya
orang Indonesia saja yaitu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku yang berarti dunia
ini bukan untuk kita sendiri.
Maka oleh sebab itu mari kita berpikir dan
mengingat perjuangan Rasulullah, hendaklah jangan untuk yang enaknya saja di
kerjakan tetapi yang merugikan diri pribadi tidak dilaksanakan. Ingatlah bumi
ini telah diserahkan mandatnya dari Allah kepada Insannya yang sholeh untuk
dijaga dan dikelola, adapun hasilnya untuk kesejahteraan sesama hidup, Allah
Maha Kaya tidak memerlukan sesuatunya.
Ajaran agama Islam setelah sama-sama kita
perhatikanlah baik-baik memang benar-benar realistis, jelas, tegas dan patent,
hidup disepanjang masa, serta benar-benar rasional yang dapat mengikuti segala
perkembangan zaman, juga memberikan kepada setiap penganutnya, akan lebih
mengerti lagi bahwa kedudukan Manusia/Insan disatu pihak dan Allah dilain pihak
walaupun Manusia sesungguhnya berada dalam satu kesatuan yang utuh dan tidak
dapat dipisah-pisahkan, namun agar kita tidak keliru mentrapkan keimanan kita,
yang bisa-bisa membuat kesesatan kelak, usahakanlah oleh Anda ayat-ayat suci Al
Qur’an yang dapat membenarkan keimanan Anda itu dan Allah telah berfirman, yang
menyatakan sebagai berikut, surat Al Baqarah ayat 115.
“Walillahil
Masyriqu Wal Maghribu Fa’aynamaa Tuwallu Fatsamma Wajhullahi, Innallaha Waasi’un
Aliem”
Bahasa Indonesianya :
dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.
dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.
Dengan demikian tentu Anda akan dapat memahami
arti dan makna dari ayat tersebut diatas, penerangan itu untuk kita sekalian,
yang diterjemahkan oleh para ahli kitab ataupun pujangga Islam zaman dahulu,
tidak lain tentunya maksud dan tujuan mana agar kita mengerti dan tahu bahwa
Manusia itu berstatus subjek dan Allah adalah sebagai objek, justru itu tak
perlu lagi diragukan kebenarannya, sebab bagi orang yang mau berpikir terus
berusaha mencari, seperti dijelaskan oleh ayat tersebut, bahwasanya baik yang ada
dilangit dan dibumi dalam kekuasaan Allah, sudah dengan sendirinya apabila kita
lihat hakekatnya tauhidnya timur dan baratpun asalnya tidak ada, kalau tokoh
ada hanya dzatullah yang berarti tidak boleh diumpamakan apapun. Maka dari itu
bertitik tolak pada pengertian dan cara-cara berpikir Kekeluargaan, bahwa
sesungguhnya Manusia juga asalnya tidak ada, makanya dengan anugerah Allah
yaitu pikir dan rasa, maka kita meyerahkan diri secara mutlak kepada Yang Maha
Hidup, barulah kita meyadari, bahwasanya kedudukan Manusia dijadikan peraga
dari cita-cita Allah atau memperlihatkan kebesarannya melalui Nabi Besar
Muhammad SAW, dapat kita pahami, bahwa melalui petunjuk ayat-ayat Al Qur’an
yang menyatakan: Sesungguhya dimana saja kamu berada hai Manusia disitu Aku
ada, kata Allah, juga ayat lain menyatakan pula: kemana saja wajahmu
berpaling/menghadap disitu adalah wajah Aku. Mengertilah sekarang bahwa Manusia
benar-benar sebagai alat dan sebagai peraga dan sebagai pemimpin dimuka bumi
ini dan sudah sewajarnyalah apabila kita dengan penuh pengertian dan kesadaran
yang tinggi, menyatakan :
- Hanya kepada
Allah satu-satunya yang wajib kita sembah dan agungkan,
- Hanya kepada
Allah satu-satunya tempat kita berlindung dan meminta,
- Hanya kepada
Allah satu-satunya tempat kita meyerahkan diri dan bermohon,
- Hanya kepada
Allah satu-satunya tempat kita kembali.
Demikianlah pengertian dari pola berpikir yang saya
sesuaikan dengan perkembangan zaman, yang dapat dicukil dari ayat-ayat suci Al
Qur’anul Karim dan Hadist yang disyahkan dan berlaku, dan kini timbul
pertanyaan saya kepada para pembaca, terutama penerus perjuangan bangsa,
muslimin dan muslimat, bagaimanakah alam pikir Anda? Dan cobalah bukan alam pemikiran
Anda sedikit lebih jauh kedepan, janganlah beriman tanpa pengertian. Kini
perteballah kepercayaan dan keyakinan atas diri sendiri, modal pertama bagi
iman dan bertawakalah yang sebenar-benarnya takwa semata-mata hanya kepada
Allah, karena kita tahu dan sadar bahwa Manusia (kita) adalah juga ditempatkan
oleh Allah derajat yang paling tinggi disisinya, bentuk serta perwujudan kita
yang paling indah dan sempurna.
Dalam usaha kita mempertegas kedudukan Manusia
di muka bumi ini hendaknya marilah kita sama-sama kita laksanakan dengan baik
dan benar, yang diterangkan Rasullullah maupun yang difirmankan Allah, seperti
tertuang pada ayat 6 surat An Kabut yang berbunyi :
“Waman
Jaahada Fainnama Yujaahidu Linafsihi, Innallaha Laghaniyun ‘anil ‘alamin”
Bahasa Indonesianya :
dan barang siapa berjihad,
maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
Demikianlah arti dan maka yang diterjemahkan
oleh para ahli kitab. Penjelasan ini ditujukan untuk kita sekalian yang beriman
kepada Allah SWT, dan bagi kita yang mengaku sebagai hamba-hamba Allah yang
sholeh, sudah tentu dengan rasa kesabaran yang tinggi memang benar bahwa sesungguhnya
:
- Manusia ciptaan
Allah,
- Manusia adalah
milik Allah, karena :
i)
Manusiapun adalah yang dilengkapi dengan daya hidup
Allah,
ii)
Manusiapun yang disujudti oleh segenap Malaikat,
iii)
Manusiapun yang diutus sebagai kholifah/pemimpin di muka
bumi ini yang juga diberi tugas untuk merealisir keinginan Allah.
Saudara-saudara para jama’ah Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan, kaum muslimin dan muslimat yang dicintai Allah, telah diterangkan oleh firman Allah diatas siapa saja uang berusaha dengan sungguh-sungguh baik kepentingan diri sendiri maupun kepentingan orang banyak, lebih-lebih untuk mencari tahu yang hak tidak ada yang dipersulit, karenanya Allah amat kaya dari segalanya, justru agama Islam menganjurkan diadakannya komunikasi terus menerus kepada Allah SWT, yang Insya Allah pada suatu saat akan ada petunjuk-petunjuk Allah yang memberi tugas kepada Anda, yang saudara akan kewajiban-kewajiban, lebih-lebih untuk banyak berbuat kebaikan kepada sesama insan di muka bumi ini, dan ketahuilah oleh Anda bahwa langit dan bumi adalah secara keseluruhan disebut dunia namanya.
Dan perlu diingat oleh Anda sendiri, bahwa
keredoan Allah yang akan di raih oleh kita itu bukanlah cukup sholat saja, atau
tidak berbuat kejahatan terhadap orang lain, itu hanya baru bersifat kewajiban
dalam rukun agama, justru ada perintah Allah untuk berbuat kebajikan yang dapat
dinikmati dan bermanfaat untuk orang banyak, selain dari itu Manusiapun di
bebankan tanggung jawab untuk menyampaikan amanatnya Allah yang benar, sebab
Allah telah sediakan kebutuhan hidup hamba-hambanya.
Banyak yang masih terpendam di bumi yang tidak
mungkin dapat dipergunakan tanpa pengelolaan dengan memiliki ilmunya, maka oeh
karena setiap umat yang beragama Islam dituntut untuk mencari/menggali ilmu dimana
saja, agar apa-apa yang Allah sediakan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan
umat Manusia, apabila demikian berarti tidak sia-sia karunia Allah itu.
Saudara-saudara jama’ah Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan, para pembaca, muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah, setelah kita sama-sama teliti dengan memperhatikan ayat demi ayat yang dapat membuka lebar-lebar oleh setiap para pembacanya, karena petunjuk Al Qur’an tersebut adalah petunuk yang patent, baik isi dan makna yang terkandung didalamnya, sehingga dengan mudah dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang mungkin bisa diterima oleh pikiran yang sehat dan sempurna. Dan kini kita telah mengerti dan tahu hal-hal yang bersifat perintah Allah dan hal-hal yang bersifat larangannya.
Seruan dan larangan itu adalah ditujukan untuk
Manusia yang masih hidup, dengan segala perumpamaannya bahwa kita Manusia tahu
dan mengerti sudah kedudukan Manusia itu, yaitu : Langit dan Bumi serta yang
terdapat didalamnya adalah ciptaan Allah. Manusia dan makhluk lainnya adalah
juga ciptaan Allah. Hanya Manusialah satu-satunya yang diutus menjadi
kholifah/pemimpin di muka bumi ini oleh Allah SWT, Manusialah yang oleh Allah
diciptakan bentuk dan perwujudannya yang paling indah dan sempurna dengan
ketinggian derajat disisinya, dan Manusialah yang ditempatkan Allah untuk
memelihara dan mengelola bumi dan alam ini, karena Manusia yang dapat
memisahkan yang benar dan yang salah.
Maka oleh karena itu mari kita sama-sama
perhatikan dan tanya pada masing-masing diri sendiri, makhluk apakah yang dapat
berdialog dengan Allah? Juga dijadikan alat untuk memperlihatkan kekuasaan dan
kebenarannya? Dan makhluk apakah yang dibebankan tanggung jawab oleh Allah itu?
Juga makhluk apakah yang dijanjikan oleh Allah melalui Al Qur’an untuk menerima
pembalasan di hari kemudian, karenanya hanya satu-satunya Manusialah yang dapat
secara langsung membesarkan Asma Allah serta mengucapkannya, dan Manusialah
yang tahu bahwasanya ia adalah berasal dari Allah pula.
Itulah pengertian dan pola berpikir Majelis
Muzakaroh Warga Kekeluargaan didalam penyampaiannya yang berkenaan dengan
amanat Allah. Dengan tidak bertitik pangkal dari cara berpikir dan menjiplak
dari hasil pendapat orang lain, dan janganlah hanya pandai menimbang-nimbang
dan membandingkan pengertian orang lain. Dengan satu harapan mudah-mudahan saja
setelah Anda mengerti dan dapat memahami betul status dan fungsi Anda sendiri
selaku hamba Allah.
Manusia tentu akan lebih merasa yakin dan kuat
keimanan serta ketaqwaannya terhadap Allah Pencipta Alam. Karena ia tahu betul
apa dan siapa yang wajib disembah dan di agungkannya, sudah dengan sendirinya
selalu ia mensyukuri semua nikmat dan rakhmat yang di karuniakan Allah, dan
akan menerima segala apa yang dilimpahkan Allah, enak dan tidak enakya, dan ia
sadari sesadar-sadarnya bahwa Manusia adalah yang paling tinggi derajatnya di
sisi Allah dan usahakanlah agar dapat memenuhi sesuai dengan kedudukan Manusia
yang derajatnya/martabatnya di sisi Allah tersebut, buktikanlah, jangan cuma bacaannya
saja, tetapi hendaknya dapat dirasakan dan dibuktikan ketinggian derajat
tersebut.
Ingatlah Islam adalah agama yang paling tinggi
dan diridhoi dari agama-agama yang lainnya.